“Dikatakan bahwa jebakan itu ditujukan untuk babi hutan, tapi tentu saja hewan lain bisa terperangkap di dalamnya,” kata juru bicara itu.
Di Laos, Vietnam dan Kamboja saja, sekitar 12 juta jebakan ilegal dikatakan dipajang, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh World Wide Fund for Nature tahun lalu. “Menurut perkiraan oleh World Wide Fund for Nature, angka untuk seluruh Asia Tenggara kemungkinan beberapa kali lebih tinggi,” organisasi itu mengumumkan pada hari Jumat. Saat ini, hanya tersisa sekitar 600 ekor harimau sumatera di alam liar.
Stefan Ziegler, penasihat Asia di WWF Jerman, mengatakan pemburu liar di daerah itu memasang perangkap untuk menangkap hewan untuk perdagangan satwa liar. Dalam beberapa dekade terakhir, ini berarti harimau sudah dianggap punah di Vietnam, Laos, dan Kamboja, misalnya. “Negara-negara Asia Tenggara lainnya dapat segera mengikuti contoh menyedihkan ini,” kata Ziegler.
Biara Harimau Sumatera (harimau tigris sumatera) adalah subspesies harimau terkecil yang masih hidup. Selain perburuan liar, hilangnya habitat alami akibat perkebunan kelapa sawit telah memusnahkan populasinya. Pada Daftar Merah International Union for Conservation (IUCN), hewan-hewan ini terdaftar sebagai hewan yang terancam punah. Subspesies Indonesia lainnya seperti harimau Bali dan harimau Jawa telah punah.
“Penyelenggara. Ahli media sosial. Komunikator umum. Sarjana bacon. Pelopor budaya pop yang bangga.”
More Stories
Para migran tinggal di pulau tropis terpencil: ‘Terkadang mereka merasa sedikit kesepian’
Pekan Film Indonesia di FNCC – Allgemeine Zeitung
Seorang binaragawan meninggal setelah mengalami kecelakaan menggunakan dumbel seberat 210 kg