Labuan Bajo (dpa) – Pemerintah Indonesia menyerukan diakhirinya kekerasan di Myanmar menjelang dimulainya KTT ASEAN di Labuan Bajo di Pulau Flores. Krisis yang sedang berlangsung di bekas Burma setelah kudeta militer dua tahun lalu adalah salah satu poin utama pembicaraan pada hari Rabu dan Kamis. Sepuluh negara tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, termasuk Myanmar. Namun perwakilan junta militer tidak diundang menghadiri pertemuan tersebut.
Uni Eropa telah lama berusaha menengahi konflik yang meletus setelah penggulingan Perdana Menteri de facto Aung San Suu Kyi, namun sejauh ini tidak berhasil. Peraih Hadiah Nobel Perdamaian itu dijatuhi hukuman lebih dari 30 tahun penjara oleh pengadilan junta atas tuduhan kejahatan. Negara ini semakin terjerumus ke dalam kekacauan dan kekerasan. Kelompok-kelompok bersenjata berperang melawan tentara, yang berusaha menekan segala perlawanan secara brutal.
Pada awal minggu ini, konvoi ASEAN yang membawa diplomat dari Indonesia dan Singapura mendapat kecaman di Myanmar, kata Presiden Indonesia Joko Widodo kepada wartawan pada hari Selasa. Widodo mengatakan di desa nelayan Labuan Bajo bahwa serangan itu tidak akan mengurangi tekad negaranya dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk membawa perdamaian ke Myanmar. “Hentikan kekerasan karena hanya merugikan warga sipil dan tidak menguntungkan siapa pun.”
Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, menjabat sebagai presiden Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini. Negara ini telah lama memainkan peran penting dalam upaya meyakinkan para jenderal Myanmar untuk kembali ke demokrasi.
Namun para kritikus menuduh ASEAN tidak mengambil tindakan cukup keras terhadap kepemimpinan Myanmar. Pada bulan April 2021, negara-negara anggota menyetujui rencana lima poin untuk menyelesaikan krisis ini. Hal ini antara lain memberikan penghentian segera kekerasan dan dialog antara semua pihak yang berkonflik. Namun sejauh ini junta militer belum menunjukkan kesediaan untuk melaksanakan rencana tersebut.
Phil Robertson, wakil direktur Asia di Human Rights Watch, mengatakan serikat pekerja sekarang harus fokus pada “taktik tekanan nyata” untuk membawa junta yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing ke meja perundingan. Hanya tindakan tegas, seperti sanksi bersama, yang dapat menjelaskan kepada para jenderal bahwa “mengabaikan ASEAN dapat mengakibatkan konsekuensi yang lebih buruk.”
© dpa-infocom, dpa:230509-99-616125/3
“Penggemar twitter yang bangga. Introvert. Pecandu alkohol hardcore. Spesialis makanan seumur hidup. Ahli internet.”
More Stories
Hari pertama Piala Dunia di Singapura dibatalkan karena buruknya udara
Asap mematikan menyelimuti Indonesia – DW – 28 Oktober 2015
Indonesia: Situasi penyandang disabilitas intelektual masih genting