Indonesia menggunakan hantu untuk menjelaskan aturan Corona
Pegawai otoritas kesehatan di Indonesia yang menyamar sebagai hantu Pokong memberi tahu orang yang lewat tentang perlunya memakai masker Corona dan aturan menjaga jarak.
© Sumber: Tatan Cioflana/AP/dpa
Jakarta. Sangat menakutkan: Di Indonesia, pihak berwenang kini menggunakan hantu untuk menegakkan protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi virus corona. Beberapa karyawan yang mengenakan baju terusan putih dan masker hantu menjelaskan antara lain persyaratan penggunaan masker dan aturan jarak di sebuah pasar di Kota Tangerang, media lokal melaporkan pada hari Rabu.
Baca lebih lanjut setelah pengumuman
Baca lebih lanjut setelah pengumuman
Roh yang dikenal sebagai “pokong” di negara kepulauan Asia Tenggara ini konon mewakili para korban Covid-19. Dan tanda-tanda bertuliskan: “Maskerku melindungimu, maskermu melindungiku” dan “Pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak dengan orang lain.”
Mereka yang menolak masker tersebut terpaksa menjalani “tes alkali” di peti mati kayu
Menurut legenda, bokong adalah mayat yang ditutupi kain putih kecuali bagian wajahnya. Itu diikat di atas kepala dan di kakinya. Muka Bokong busuk, matanya hanya rongga kosong. Dikatakan bahwa mereka adalah orang mati yang jiwanya belum mendapatkan ketenangan.
Baca lebih lanjut setelah pengumuman
Baca lebih lanjut setelah pengumuman
Indonesia, yang sangat terpukul oleh pandemi ini, telah menjadi berita utama selama beberapa waktu dengan tindakan pencegahan dan hukuman yang aneh. Orang yang tertangkap tanpa masker harus menjalani “tes kebohongan” di peti mati kayu, antara lain. Kepercayaan terhadap hal supernatural juga digunakan berulang kali untuk meyakinkan orang: pelanggar aturan harus tinggal di rumah terlantar yang konon berhantu.
R.N.D./D.A
“Penggemar twitter yang bangga. Introvert. Pecandu alkohol hardcore. Spesialis makanan seumur hidup. Ahli internet.”
More Stories
Wanita kaya merangsang pariwisata kesehatan
Hari pertama Piala Dunia di Singapura dibatalkan karena buruknya udara
Asap mematikan menyelimuti Indonesia – DW – 28 Oktober 2015