Bulang Ki Indonesia, Senderi Diana Senderi, Memoria, Limanton, Perinjak | Di hadapan sutradara Desi Tree Anandani Bambang
Bulang Ki Indonesia
(kembali ke rumah)
Sutradara: Desi Tri Anandani Bambang, berwarna, 5 menit, 2016
“Pulang” (“Pulang”) adalah film pendek animasi tentang sebuah keluarga Indonesia yang tinggal di Prancis selama beberapa tahun. Bercerita tentang kepulangan mereka ke Indonesia. Mereka menyebutnya “mudik” padahal ini pertama kalinya putrinya berkunjung ke Indonesia. Ceritanya diceritakan dari sudut pandang putri bungsu yang berusia empat tahun, sehingga realitas dan fantasi bercampur.
Cindery Diana Cindery
(Setelah Diana)
Sutradara: Camila Andini, berwarna, 39 menit, 2015
Diana, seorang ibu rumah tangga berusia 30 tahun, tinggal bersama suami dan putranya di sebuah rumah di seberang lokasi pembangunan. Dia menghabiskan hari-harinya bersama anaknya hingga suaminya pulang kerja pada malam hari. Suatu malam, suami Diana tiba-tiba mengumumkan rencananya untuk menikahi wanita lain dan berbagi keluarga muda mereka dengannya.
Penyimpanan
(Penyimpanan)
Sutradara: Camila Andini, berwarna, 25 menit, 2016
Seorang ibu yang berusaha melupakan bahwa dirinya adalah korban perang di Timor Timur. Putrinya berusaha mengamankan dirinya melalui pernikahan. Kisah seorang ibu dan anak perempuannya yang berusaha mencari arti kebebasan sebenarnya.
Lymanton
(lymanton)
Disutradarai oleh: Rijas Bhanoteja, berwarna, 21 menit, 2014
Seorang ibu memberi lima anaknya lima pil sebagai warisan. Setiap anak tampak sangat senang dengan papan ini – kecuali anak ketiga.
Pemogokan otak
(di tahun monyet)
Disutradarai oleh: Rijas Bhanoteja, berwarna, 13 menit, 2015
Diya membawa Garu ke gudang saat istirahat makan siang. Dia bilang dia butuh uang dengan cepat. Dia menawarkan untuk membelikan Garu korek api seharga Rs 10.000. Melalui pertandingan ini, Garou bisa melihat bagian tubuh Dia.
Bioskop Arthouse
Arthouse Cinema adalah program film reguler di Goethe-Institut. Setiap Selasa kedua dan keempat setiap bulan kami menayangkan film independen, film avant-garde, retrospektif, film eksperimental atau bahkan dokumenter dari Eropa dan Indonesia – semuanya di luar arus utama!
di belakang
“Penyelenggara. Ahli media sosial. Komunikator umum. Sarjana bacon. Pelopor budaya pop yang bangga.”
More Stories
Para migran tinggal di pulau tropis terpencil: ‘Terkadang mereka merasa sedikit kesepian’
Pekan Film Indonesia di FNCC – Allgemeine Zeitung
Seorang binaragawan meninggal setelah mengalami kecelakaan menggunakan dumbel seberat 210 kg