Jakarta, Indonesia) – Di tepi sungai orang-orang berdiri dengan takjub, ketika banjir lumpur coklat mengalir ke kota Dili (Timor Leste): merobek bala bantuan bank, sebuah rumah mengapung di udara, sebagian dari struktur terputus .
Badai besar dan hujan lebat di Indonesia dan Timor Leste telah menyebabkan banjir bandang dan banjir, menewaskan sedikitnya 87 orang dan menyebabkan puluhan lainnya masih hilang.
Menurut Badan Perlindungan Sipil, setidaknya 66 orang tewas di Indonesia pada hari Senin. Menurut pihak berwenang, 21 kematian telah dicatat di Timor Timur sejauh ini, sebagian besar di ibu kota, Dili.
Di pulau Flores, Indonesia, kota-kota kecil telah tenggelam dalam lumpur, pohon-pohon tumbang dan rumah-rumah terendam. Di pulau Limbata, tanah longsor menghancurkan seluruh bagian desa menuruni lereng gunung.
Sedikitnya 18 orang tewas di pulau Bali timur Lempata ketika tanah longsor meletus dari gunung berapi Leutulu dan menelan desa dan rumah, 14 desa masih terputus total dan jalan tidak dapat diakses.
Thomas Ola, Bupati Limbata, mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah karena 62 orang masih hilang. Ribuan orang telah mengungsi ke tempat penampungan darurat.
Cuaca buruk menghambat pekerjaan penyelamatan
Biro Ilmu Iklim dan Meteorologi juga memperkirakan kondisi cuaca buruk dalam beberapa hari mendatang – dengan hujan lebat, hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi. Di Indonesia, hujan lebat, banjir dan tanah longsor sering terjadi pada musim hujan antara bulan Oktober dan April. Gumpalan lumpur dan cuaca buruk yang terus-menerus telah menghambat pekerjaan penyelamatan.
Presiden Indonesia Joko Widodo menyampaikan “belasungkawa yang tulus” kepada mereka yang terkena dampak dalam pidato nasional.
Kepulauan Asia Tenggara sering menderita tanah longsor dan banjir yang menghancurkan selama musim hujan. Baru-baru ini, pada bulan Januari, 40 orang tewas dalam banjir bandang di kota Sumidang, Indonesia, di pulau Jawa.
Menurut Badan Perlindungan Sipil, sekitar 125 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah rawan longsor. Ini sesuai dengan hampir setengah dari populasi negara pulau itu.
“Penyelenggara. Ahli media sosial. Komunikator umum. Sarjana bacon. Pelopor budaya pop yang bangga.”
More Stories
Para migran tinggal di pulau tropis terpencil: ‘Terkadang mereka merasa sedikit kesepian’
Pekan Film Indonesia di FNCC – Allgemeine Zeitung
Seorang binaragawan meninggal setelah mengalami kecelakaan menggunakan dumbel seberat 210 kg