Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Bagaimana peternakan berkontribusi terhadap resistensi antibiotik global?

Bagaimana peternakan berkontribusi terhadap resistensi antibiotik global?

Tidak diragukan lagi, alasan utama untuk pengembangan dan penyebaran resistensi antimikroba terkait dengan aktivitas manusia. Ada korelasi yang jelas antara jumlah AMS yang digunakan di fasilitas hewan dan frekuensi resistensi antimikroba pada manusia dan hewan (Chantziaras et al., 2014). Secara umum, resistensi antimikroba merupakan masalah yang kompleks dan lintas batas baik dari segi asal maupun penularan dari hewan dan lingkungan ke manusia, yang akibat dari rantai sebab akibat ini dapat menimbulkan akibat kesehatan yang serius bagi manusia dan hewan berupa pengobatan. bakteri resisten. Penyakit (Marti et al., 2014; Burow dan Käsbohrer, 2017; Aslam et al., 2021).

Upaya perlawanan global diperlukan

Sebuah studi 2019 baru-baru ini dan sangat komprehensif (Kolaborator Resistensi Antimikroba, 2022) menyimpulkan bahwa 4,95 juta orang meninggal di seluruh dunia karena penyakit terkait AMR. Dari jumlah tersebut, 1,27 juta kematian adalah akibat langsung dari resistensi antimikroba.

Oleh karena itu, untuk memerangi resistensi antimikroba, diperlukan upaya global yang terkoordinasi secara strategis, lintas sektoral dan multidisiplin dengan tetap mempertimbangkan jaringan antara manusia, hewan, dan lingkungan. Ini harus mencakup pemerintah, institusi akademik, industri, pertanian, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat (misalnya, Global One Health Strategy; Ogyu dkk., 2020; Aslam dkk., 2021; Yin dkk., 2021).

Penggunaan AMS dan oleh karena itu paparan total terhadap AMS saat ini meningkat di seluruh dunia. Di bidang peternakan, hal ini terutama disebabkan oleh permintaan protein hewani yang meningkat secara signifikan, sebagaimana dibuktikan oleh contoh di Asia. Misalnya, konsumsi protein hewani per kapita harian meningkat dari 7 g pada tahun 1965 menjadi sekitar 25 g pada tahun 2013 (Van Boeckel et al., 2015). Untuk memenuhi kebutuhan ini, semakin banyak hewan dipelihara di ruang yang lebih kecil, dan terutama di negara-negara seperti Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, peternakan skala besar sedang diubah menjadi peternakan intensif yang lebih efisien. Ini membutuhkan sejumlah besar antibiotik untuk berfungsi. Dalam pengobatan manusia, konsumsi meningkat tajam di banyak negara karena ketersediaannya yang meningkat.