Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Bencana alam: 50 orang hilang akibat tanah longsor di Indonesia

Bencana alam: 50 orang hilang akibat tanah longsor di Indonesia

Dalam bencana Tanah longsor Setidaknya sebelas orang telah terbunuh di Indonesia. Di antara mereka terdapat tiga perempuan dan seorang anak laki-laki berusia empat tahun, kata petugas pencarian dan penyelamatan. Kepala layanan darurat setempat bahkan mengatakan 17 jenazah telah ditemukan. Tim penyelamat di Pulau Sulawesi terus mencari korban yang selamat. Masih banyak lagi yang dikhawatirkan terkubur di bawah lumpur dan puing-puing.

Bermula dari pegunungan sekitar, mereka menyerang kamp penambang emas di sebuah tambang ilegal di distrik Bon Polanco, provinsi Corontalo. Pada saat kecelakaan terjadi, lebih dari 100 warga desa sedang mencari emas, kata Heriando, kepala kantor SAR provinsi. Heriando hanya menggunakan nama ini.

1.000 orang dievakuasi akibat banjir

Ada laporan berbeda mengenai jumlah korban: menurut kantor penyelamat, sekitar 46 penduduk desa berhasil melarikan diri. 23 orang berhasil diselamatkan hidup-hidup, 18 di antaranya luka-luka. Menurut Haji Asmar, kepala layanan darurat setempat, lebih dari 50 orang berhasil diselamatkan. Sekitar 51 orang hilang, kata Heriendo. Sumber lain menyebutkan 45 orang hilang.

Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Indonesia Abdul Muhari mengatakan, longsor dan jebolnya bendungan disebabkan oleh hujan sejak Sabtu. Hal ini mengakibatkan banjir dan lebih dari 1.000 orang dievakuasi. Jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah karena banyak orang masih hilang dan beberapa daerah terpencil masih belum terjangkau, kata Abifuddin Ilahudeh, juru bicara Organisasi Pencarian dan Penyelamatan Korandalo.

Tambang tanpa standar keselamatan

Hujan deras menghambat operasi penyelamatan. Juru bicara tim penyelamat mengatakan: “Cuaca dan kondisi medan merupakan kendala terbesar dalam pencarian.

READ  KTT ASEAN di Jakarta: Fokus pada Kekuatan Besar Tiongkok

Ada penambangan emas ilegal Indonesia tersebar luas. Masyarakat miskin menghadapi risiko besar dalam mengekstraksi sumber daya mineral yang berharga. Karena kurangnya standar keselamatan di tambang ini, korban jiwa terus menerus terjadi.