Menteri Luar Negeri Kuleba: Saya ingin mengekspor dari Odessa
03:30: Menurut Menteri Luar Negeri Ukraina, negara itu siap untuk mengekspor barang dari kota pelabuhan Odessa. Namun, muncul pertanyaan bagaimana memastikan bahwa Rusia tidak menyalahgunakan jalur perdagangan untuk melancarkan serangan. “Sejauh ini, Rusia belum memberikan jaminan apa pun,” tulis Dmytro Kuleba di Twitter pada Jumat malam. Sebuah solusi sedang dicari dengan PBB.
Mutzenic: Jerman bukan penengah yang baik
2.30 pagi: Pemimpin faksi SPD Rolf Mutzenich tidak menganggap Jerman sebagai mediator yang cocok dalam perang antara Rusia dan Ukraina dan malah mengusulkan negara-negara seperti China untuk memainkan peran tersebut. “Jerman hampir tidak akan bisa menengahi konflik ini,” kata Mutzenich dalam sebuah wawancara dengan T Online. “Karena dari sudut pandang Rusia, kami mengambil posisi yang sangat jelas sejak awal.” Mutzenich menganggap negara-negara yang menahan diri untuk tidak mengutuk Rusia di Majelis Umum PBB pantas untuk peran mediator.
Swiss terus melarang pengiriman senjata
jam 1: Swiss menegaskan kembali posisinya pada ekspor senjata Swiss ke Ukraina melalui negara ketiga. Dewan Federal mengumumkan pada hari Jumat bahwa Bern tidak dapat menyetujui pengiriman amunisi dan pengangkut personel lapis baja dari Jerman dan Denmark ke Kyiv karena “prinsip perlakuan yang sama di bawah Undang-Undang Netralitas”. Menurut WMA, pesanan ekspor tidak dapat disetujui jika negara penerima berada dalam konflik bersenjata internasional.
Ukraina memberikan alasan untuk memboikot negosiasi
23:44: Menurut kepala negosiatornya, Ukraina akan kembali ke meja perundingan hanya jika memiliki posisi yang lebih kuat dalam perang melawan Rusia. Ada alasan bagus untuk interupsi selama pertempuran sengit terjadi di Ukraina timur, kata David Arakamie kepada TV Ukraina, Jumat.
“Negosiasi harus terus berlanjut ketika posisi negosiasi kita sudah kuat,” kata ketua kelompok parlemen dari partai presiden, Pembantu Rakyat. Di atas segalanya, Ukraina akan menjadi lebih kuat karena “senjata yang selalu kami janjikan kepada mitra internasional akhirnya akan tiba dalam jumlah yang cukup.”
Pesawat Rusia disita di Sri Lanka
11.40 malam: Sebuah pesawat Aeroflot telah ditahan di Sri Lanka karena sanksi internasional terhadap Rusia. Maka pada hari Jumat, Kementerian Luar Negeri memanggil duta besar negara kepulauan Samudra Hindia itu ke Moskow. Pihak Rusia meminta pemerintah Sri Lanka untuk mengklarifikasi situasi sesegera mungkin.
More Stories
Perang Ukraina – Zelensky mengumumkan perolehan teritorial baru di Kursk, Rusia
Seorang ilmuwan mengaku telah menemukan pesawat yang hilang
Pasukan Putin menyerbu front Ukraina