Foxconn telah sepakat dengan Kementerian Investasi Indonesia, produsen e-skuter Gogoro dan mitra lainnya untuk menciptakan ekosistem seputar e-mobilitas di Indonesia. Namun, sistem tersebut harus mencakup lebih dari sekadar baterai yang dapat diganti untuk skuter Gogoro.
Menurut Focxonn, ekosistem tersebut akan mencakup produksi baterai, pengembangan kendaraan listrik roda dua dan empat, serta pengembangan industri pendukung kendaraan listrik seperti Energy Storage Systems (ESS), stasiun pertukaran baterai, dan daur ulang baterai. MoU tersebut mengajak para mitra untuk menjajaki berbagai investasi dan terlibat dalam kerja sama yang saling menguntungkan. Pada tahap awal, fokusnya adalah mengembangkan platform energi dan whole battery baru di Indonesia yang akan memproduksi LFP atau baterai nikel (solid state battery) untuk kendaraan listrik.
Komitmen tersebut tidak hanya akan mendatangkan modal, tetapi juga akan menghasilkan mitra yang berbagi teknologi dan keahlian mereka untuk menciptakan ekosistem yang modern dan terbuka untuk kendaraan listrik, kata Bahleel Lahdalia, Menteri Investasi untuk proyek tersebut. “Ini juga akan menjadi peluang besar bagi talenta lokal dan startup lokal untuk berkembang dan berpartisipasi dalam ekosistem kendaraan listrik nasional di Indonesia.”
Kolaborasi antara Gogoro yang berbasis di Taiwan dan Foxconn bukanlah hal baru. Pada bulan Juni tahun lalu, Gogoro menyetujui kemitraan teknologi dan produksi dengan Foxconn, yang terutama melibatkan pembuatan skuter listrik Gogoro dan sistem penggantian baterai oleh produsen kontrak. Mereka juga bertujuan untuk bekerja sama dalam pengembangan kendaraan dan di bidang baterai.
Di Jerman, e-skuter Gogoro dan sistem pertukaran menjadi dikenal terutama melalui kudeta berbagi e-skuter oleh Bosch, yang sejak itu dihentikan; Gogoro 2 digunakan di sini. Tier Mobility kemudian menerbitkan 5.000 sepeda motor Gogoro.
Foxconn terutama membuat nama untuk dirinya sendiri di industri smartphone sebagai produsen kontrak untuk Apple, tetapi semakin berjuang untuk sektor e-mobilitas. Pada musim gugur 2020, grup ini memperkenalkan platform kendaraan listriknya sendiri. Serangkaian kemitraan diikuti, termasuk dengan Geely, Fisker, Nidec dan PTT perusahaan energi milik negara Thailand. Foxconn telah berulang kali menekankan bahwa mereka juga ingin mengembangkan baterai solid-state, yang harus ada di pasaran pada tahun 2024.
foxconn.com
“Penggemar twitter yang bangga. Introvert. Pecandu alkohol hardcore. Spesialis makanan seumur hidup. Ahli internet.”
More Stories
Hari pertama Piala Dunia di Singapura dibatalkan karena buruknya udara
Asap mematikan menyelimuti Indonesia – DW – 28 Oktober 2015
Indonesia: Situasi penyandang disabilitas intelektual masih genting