Gogoro telah menyelesaikan penawaran umum perdana di Amerika Serikat. Skuter listrik Taiwan dan penyedia pertukaran baterai telah menyelesaikan mergernya dengan kendaraan tujuan khusus Poema Global dan sekarang terdaftar di Nasdaq di bawah simbol ticker “GGR” dan “GGROW”.
Gogoro mengharapkan pendapatan sekitar $335 juta dari IPO. Perusahaan tidak mengumumkan jumlah yang sama dalam sebuah pernyataan pada peluncuran bursa, tetapi disebutkan dalam laporan oleh platform “Techcrunch”.
Perusahaan berniat menggunakan dana baru tersebut untuk mengembangkan usahanya. Gogoro terutama berfokus pada kota-kota Asia yang padat penduduknya di mana kendaraan roda dua telah berdiri sendiri. Ekspansi di Taiwan harus dilanjutkan dan pekerjaan harus diperluas ke pasar yang lebih besar seperti China, India dan Indonesia pada umumnya.
Di Taiwan, pertukaran baterai Gogoro telah menjadi standar de facto untuk sepeda roda dua: 95 persen kendaraan listrik roda dua menggunakan baterai, yang dapat ditukar di 2.300 stasiun di negara tersebut.
Pada bulan Maret, Gogoro mempresentasikan prototipe baterai lithium-keramik solid-state untuk menggantikan baterai roda dua. Prototipe, yang dikembangkan bersama oleh Gogoro dan spesialis baterai solid-state ProLogium Technology, dapat diintegrasikan ke dalam jaringan kendaraan dan menggantikan baterai yang ada di Gogoro. Tidak diketahui kapan baterai akan dimasukkan dalam skema penggantian.
Bersama dengan Foxconn, Kementerian Investasi Indonesia dan mitra lainnya, Gogoro telah sepakat untuk menciptakan ekosistem seputar e-mobilitas di Indonesia. Namun, sistem tersebut harus mencakup lebih dari sekadar baterai yang dapat diganti untuk skuter Gogoro.
Investor Gogoro antara lain Dr. Samuel Yin, pendiri dan presiden Grup Ruentex, dan perusahaan investasi seperti Generation Investment Management dan Temasek, Grup Teknologi Hon Hai (Foxconn) dan Grup GoTo.
gogoro.comDan techcrunch.com
More Stories
Pasar Saham Menjanjikan: Indonesia yang Diinginkan
Lalu Lintas Udara – Kemungkinan 62 orang tewas setelah kecelakaan pesawat di Indonesia – Ekonomi
Indonesia mengurangi ekspor minyak sawit dan meningkatkan tekanan harga