Indonesia telah menyetujui penanaman kembali pohon kelapa sawit seluas 53.012 hektar (130.995,5 hektar) di lahan petani kecil di bawah program subsidi pada tahun 2023, menurut data Badan Pengembangan Kelapa Sawit Indonesia (BPDPKS) pada hari Rabu.
Jumlah penanaman baru meningkat dari 30.759 hektar pada tahun 2022, namun masih jauh dari target tahunan Indonesia. BPDPKS bertugas menyalurkan dana hibah untuk penanaman kembali pohon kelapa sawit.
Indonesia, produsen minyak sawit terbesar di dunia, bertujuan untuk meningkatkan produksi tanpa membuka lebih banyak hutan dengan menanam kembali 180.000 hektar kelapa sawit setiap tahun di lahan petani kecil.
Indonesia perlu segera melakukan penanaman kembali pohon kelapa sawit karena permintaan minyak nabati, termasuk biodiesel, meningkat sementara hasil panen menurun, kata para ahli.
Program penanaman kembali kelapa sawit yang diluncurkan pada tahun 2016 bertujuan untuk menggantikan sekitar 2,5 juta hektar pohon tua pada tahun 2025. Namun hingga akhir tahun 2023, baru 326.308 ha yang disetujui dan baru 205.524 ha yang benar-benar digarap.
“Ahli web. Pemikir Wannabe. Pembaca. Penginjil perjalanan lepas. Penggemar budaya pop. Sarjana musik bersertifikat.”
More Stories
The Essential Guide to Limit Switches: How They Work and Why They Matter
Kemiskinan telah diberantas melalui pariwisata
Beberapa minggu sebelum pembukaan: Indonesia berganti kepala ibu kota baru