Ekonom UOB Group Enrico Tanuwitjaja dan Ekonom Junior Agus Santoso memberikan gambaran mengenai angka inflasi terkini di Indonesia.
Temuan Utama
Inflasi inti Indonesia meningkat menjadi 2,9% tahun-ke-tahun di bulan November dari 2,6% di bulan Oktober, didorong oleh kenaikan harga pangan dan transportasi, sementara harga-harga lainnya terus menurun. Penyebab utama kenaikan harga pangan adalah fenomena El Nino yang terjadi sejak awal triwulan ketiga dan menyebabkan berkurangnya pasokan air ke lahan pertanian pada triwulan ke-23. Selain itu, pergantian musim kemarau ke musim hujan pada bulan November juga berdampak pada hasil panen padi. Di sisi lain, peningkatan inflasi pada komponen transportasi disebabkan oleh kenaikan harga udara dan mobil akibat kenaikan harga jasa logistik pada akhir tahun.
Kami memperkirakan inflasi akan melemah pada tahun 2023 dibandingkan tahun lalu (2022: 4,2%) karena sejumlah faktor, termasuk perlambatan konsumsi swasta dan kenaikan suku bunga jangka panjang. Namun, kami yakin bahwa risiko El Niño yang sedang berlangsung dan peralihan dari musim kemarau ke musim hujan akan mengurangi inflasi pangan dalam waktu dekat. Selain itu, bulan Desember meningkatkan jumlah orang yang bepergian untuk merayakan Tahun Baru, yang mengakibatkan harga tiket pesawat lebih tinggi secara musiman. Faktor-faktor ini diperkirakan akan mendorong inflasi umum sedikit lebih tinggi pada 4Q23.
More Stories
The Essential Guide to Limit Switches: How They Work and Why They Matter
Kemiskinan telah diberantas melalui pariwisata
Beberapa minggu sebelum pembukaan: Indonesia berganti kepala ibu kota baru