Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Indonesia membantah kabut asap akibat kebakaran hutan telah merambah ke Malaysia

Indonesia membantah kabut asap akibat kebakaran hutan telah merambah ke Malaysia

JAKARTA (Reuters) – Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia pada hari Senin membantah tuduhan bahwa kebakaran hutan di Sumatera dan sebagian pulau Kalimantan, yang menyelimuti beberapa kota dengan kabut tebal, juga mempengaruhi kualitas udara di negara tetangga Malaysia.

Kementerian Lingkungan Hidup Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka memperingatkan penduduk pada hari Jumat tentang tingginya tingkat polusi di sebagian besar wilayah di pantai barat Semenanjung Malaysia dan wilayah Sarawak di Kalimantan barat, dan menyalahkan kabut asap lintas batas yang datang dari Indonesia.

Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Siti Nurbaya Bakar menanggapinya dengan mengatakan bahwa Jakarta tidak mendeteksi adanya kabut asap saat melakukan perjalanan dari Indonesia ke negara tetangga.

“Kami terus memantau perkembangan apa pun dan tidak ada kabut lintas batas yang masuk ke Malaysia,” ujarnya dalam pernyataan.

Menteri menambahkan, saat ini Indonesia fokus memadamkan kebakaran hutan di beberapa provinsi di Sumatera dan Kalimantan dengan menggunakan bom air dari helikopter.

Selain perbatasan laut, Malaysia juga berbatasan darat dengan Indonesia di Pulau Kalimantan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan Malaysia belum mengajukan keluhan diplomatik mengenai kabut asap.

Musim kemarau di Indonesia tahun ini merupakan yang terparah sejak tahun 2019 akibat pengaruh pola cuaca El Niño.

Meskipun kebakaran hutan biasanya dilakukan oleh petani untuk membuka lahan untuk pertanian, pihak berwenang mengatakan kebakaran tahun ini lebih sulit dipadamkan karena fenomena El Niño.

Lebih dari 267.900 hektar (661.995,3 hektar) hutan telah terbakar sepanjang tahun ini, lebih besar dari total 204.894 hektar pada tahun 2022, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup.

Hal ini menyebabkan kabut di beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan.

Beberapa daerah di Kalimantan Tengah di Kalimantan melaporkan jarak pandang kurang dari 10 meter (33 kaki), kantor berita Antara melaporkan.

Media lokal melaporkan bahwa pihak berwenang memerintahkan pembelajaran jarak jauh bagi siswa di kota Palembang dan Jambi di Sumatera Selatan mulai minggu ini karena parahnya polusi.

(Laporan Ananda Theresia di Jakarta dan Daniel Azhar di Kuala Lumpur), Editing oleh Gayatri Suroyo dan Sharon Singleton

Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.

Memperoleh hak lisensimembuka tab baru