Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan untuk menggabungkan maskapai penerbangan milik negara Garuda Indonesia dengan Belita Air, anak perusahaan grup energi Pertamina, untuk memastikan tarif terjangkau. Seorang pejabat senior Indonesia mengumumkan hal ini.
Rencana tersebut muncul setahun setelah Garuda setuju dengan kreditornya untuk merestrukturisasi utangnya sebesar $9 miliar.
Ketua Belita Air Dendy Kurniawan mengatakan kepada Reuters bahwa dia menyambut baik proposal tersebut, yang sedang ditinjau oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dia mengatakan potensi merger akan “memperkuat industri penerbangan” dan menjamin harga tiket terjangkau.
Pernyataannya muncul setelah media lokal mengutip Menteri Badan Usaha Milik Negara Eric Dohir yang mengatakan dia berencana menggabungkan Belita Air dengan Grup Garuda, yang memiliki maskapai penerbangan bertarif rendah Citilink.
Eric Dohir mengatakan merger akan membantu negara tersebut mengurangi biaya logistik dan meningkatkan armadanya, yang membutuhkan 179 pesawat baru. Berdasarkan laman perusahaan, Garuda mengoperasikan 101 penerbangan hingga Juni. Menurut CEO-nya, Pelita Air mengoperasikan tujuh pesawat.
Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya masih membahas merger.
“Ahli web. Pemikir Wannabe. Pembaca. Penginjil perjalanan lepas. Penggemar budaya pop. Sarjana musik bersertifikat.”
More Stories
The Essential Guide to Limit Switches: How They Work and Why They Matter
Kemiskinan telah diberantas melalui pariwisata
Beberapa minggu sebelum pembukaan: Indonesia berganti kepala ibu kota baru