Status: 10.11.2022 5:10
Presiden Rusia Putin selalu membiarkan partisipasinya terbuka untuk KTT G-20. Pertemuan itu terutama akan fokus pada perang agresif Rusia melawan Ukraina. Sekarang satu hal yang pasti: KTT akan tanpa Putin, yang mengirim perwakilan.
Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan menghadiri KTT G20 di Bali. Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov melakukan perjalanan untuk menghadiri pertemuan 20 negara industri besar di pulau Indonesia. Hal ini diumumkan oleh Jodi Mohardi, juru bicara Kementerian Investasi yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan KTT tersebut.
Kepala Kremlin sudah lama membiarkan partisipasinya dalam pertemuan pada 15-16 November itu. Perang agresif Rusia di Ukraina akan menjadi topik sentral di KTT. Bagi banyak orang, keputusan Putin tidak mengejutkan.
Presiden Indonesia secara terbuka memanggil Putin
Sebagai tuan rumah KTT, Presiden Indonesia Joko Widodo mengundang kepala negara Rusia dan mengatakan dia menunggunya di Bali. Widodo juga mengumumkan inisiatif perdamaian untuk Ukraina. Dia mengatakan pada akhir Oktober bahwa Indonesia akan mengundang semua orang di KTT untuk “duduk dan terlibat dalam dialog yang konstruktif”.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga diundang ke KTT, meskipun negaranya bukan anggota G20. Zelensky mengatakan dia tidak akan pergi ke pertemuan itu jika Putin hadir. Ini adalah “posisi pribadinya dan negara,” kata Zelensky awal bulan ini. Dia telah berulang kali mengutuk Rusia sebagai “negara terorisme” dan menyerukan “agresor” untuk dikeluarkan dari G-20.
Dalam kelompok negara, Rusia, yang memiliki pendukung berpengaruh seperti Cina, India, dan Turki, tidak sepenuhnya terisolasi. Pada KTT tersebut, delegasi Rusia akan bertemu untuk pertama kalinya di panggung internasional dengan para kepala negara dan pemerintahan Kelompok Tujuh, yang telah menjatuhkan sanksi luas terhadap Rusia atas perang melawan Ukraina.
More Stories
Wanita kaya merangsang pariwisata kesehatan
Hari pertama Piala Dunia di Singapura dibatalkan karena buruknya udara
Asap mematikan menyelimuti Indonesia – DW – 28 Oktober 2015