Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Konsekuensi terhadap lingkungan dan kesehatan – dan alternatif yang baik

Konsekuensi terhadap lingkungan dan kesehatan – dan alternatif yang baik

Minyak sawit ada dimana-mana: menurut WWF, hampir setiap detik produk supermarket mengandung minyak sawit. Bahan mentahnya berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Sekilas tentang hal terpenting


Makanan siap saji, Nutella dan bahkan makanan bayi: Menurut organisasi lingkungan WWF, sekitar setengah produk supermarket mengandung minyak sawit. Bahan bakunya memiliki beberapa keunggulan bagi produsen: memiliki rasa yang netral, tahan panas, memiliki umur simpan yang lama, dan biaya produksi yang murah. Namun, minyak sawit berulang kali dikritik keras. Benar?

Bagaimana minyak sawit diproduksi?

Minyak sawit diperoleh dari buah pohon kelapa sawit. Lemak berbentuk padat dan hanya meleleh pada suhu tubuh. Tanaman ini tumbuh subur di daerah tropis dan kini ditanam terutama di Indonesia dan Malaysia.

Yang membuat minyak sawit begitu populer adalah hasil panennya yang tinggi. Menurut Asosiasi Konservasi Alam (NAPO), produsen dapat mengekstraksi 5.000 kilogram minyak dari satu hektar lahan budidaya. Perbandingan dengan minyak lobak menunjukkan mengapa minyak sawit sangat produktif: hanya 1.000 kilogram minyak lobak dapat diproduksi dari wilayah yang sama.

Mengapa minyak sawit tidak sehat?

Minyak sawit kaya akan asam lemak jenuh sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol berbahaya dalam darah. LDL dianggap sebagai kolesterol “jahat” karena dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Mengapa minyak sawit buruk bagi lingkungan?

Produsen minyak sawit seringkali menebangi hutan hujan untuk membuka lebih banyak wilayah penanaman. Habitat spesies yang terancam punah telah dirusak. Pupuk dan pestisida dalam jumlah besar juga digunakan untuk menanam kelapa sawit. Tanah di area penanaman sangat rusak sehingga kelapa sawit seringkali tidak dapat ditanam hanya setelah satu kali panen. Daerah-daerah tersebut tidak dapat beregenerasi dan menjadi hutan hujan lagi.

Pelanggaran HAM juga terjadi berulang kali, misalnya ketika masyarakat adat atau petani kecil terusir dari rumahnya.

Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) telah ada sejak tahun 2011 untuk mempromosikan budidaya minyak sawit berkelanjutan. RSPO telah menetapkan sejumlah prinsip dan standar untuk hal ini, seperti perlunya mempertimbangkan hak asasi manusia selama produksi. Pada tahun 2018, standar sertifikasi diperketat. Namun para kritikus mengeluh bahwa langkah-langkah ini masih belum cukup.

Apa yang dapat dilakukan konsumen saat berbelanja?

Jika Anda ingin menghindari minyak sawit saat berbelanja, Anda harus menemukannya terlebih dahulu di daftar bahannya. Bahan baku sering kali ditunjukkan pada produk sebagai berikut:

  • minyak kelapa sawit
  • minyak kelapa sawit
  • Lemak nabati (minyak sawit)

Ada alternatif terhadap banyak produk yang mengandung minyak sawit. Bahan bakunya diganti dengan minyak kelapa misalnya. Alternatif untuk Minyak sawit di dapur Bisa juga berupa lemak seperti minyak zaitun atau minyak lobak.

bahan-bahan Minyak sawit dalam kosmetik Hal ini dapat diidentifikasi dengan nama seperti natrium palmitat, isopropil palmitat, alkohol inti sawit, gliseril palmitat, atau stearin sawit.

Jika tidak ada alternatif lain tanpa minyak sawit, carilah stempel perdagangan organik dan adil saat membeli.