Kebakaran hutan, seperti di Provinsi Riau di Indonesia, mempengaruhi pembentukan awan di Asia Tenggara.
foto: AFP
Peneliti Mainz Max Planck telah menemukan bagaimana kebakaran hutan mempengaruhi pembentukan awan di Asia Tenggara. Fenomena ini memiliki konsekuensi bagi iklim, pertanian dan pembangkit listrik tenaga surya.
drKebakaran hutan menyebabkan lebih banyak awan di dataran rendah terbentuk di Asia Tenggara. Ini ditentukan oleh tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Institut Kimia Max Planck di Mainz. Para ilmuwan mengumpulkan data cuaca, satelit, dan emisi dan menggabungkannya dengan perhitungan model.
Partikel jelaga yang dihasilkan ketika biomassa dibakar bertindak sebagai inti kondensasi, tetapi mereka juga mendorong pembentukan awan dengan menyerap dan menyebarkan cahaya. Menurut para peneliti di Asia Tenggara, efek terakhir memainkan peran penting. Peningkatan awan di sana serupa dengan yang terjadi di Atlantik tenggara akibat kebakaran di Afrika Selatan, meskipun emisi di Asia Tenggara jauh lebih rendah. Awan rendah dapat mendinginkan iklim dan mempengaruhi pertanian dan pembangkit listrik tenaga surya.
tautan studi: https://www.nature.com/articles/s41467-021-26728-4
“Penyelenggara. Ahli media sosial. Komunikator umum. Sarjana bacon. Pelopor budaya pop yang bangga.”
More Stories
Para migran tinggal di pulau tropis terpencil: ‘Terkadang mereka merasa sedikit kesepian’
Pekan Film Indonesia di FNCC – Allgemeine Zeitung
Seorang binaragawan meninggal setelah mengalami kecelakaan menggunakan dumbel seberat 210 kg