Philip Merthens berada di pesawat charter Susie Air di Pilatus PC-6 Porter, registrasi PK-BVY, pada hari Selasa. Ia berangkat dari Bandara Moses Kelangen di Kecamatan Timika, Papua Tengah pada pukul 05.33 WIB dan dijadwalkan kembali pada pukul 07.40 WIB.
Segera setelah mendarat di Barrow, pilot diliputi oleh pejuang separatis. Juga di kapal ada dua pria, dua wanita dan seorang bayi. Namun, para pemberontak membiarkan kelima penumpang itu tanpa gangguan.
Pemancar darurat telah dipicu
Suar marabahaya turboprop menyiarkan sinyal pada 9:12. Kemudian maskapai mengirimkan pesawat pencari. Awaknya hanya menemukan reruntuhan turbin di TKP: Pilatus telah dibakar oleh para pemberontak di landasan pacu Barrow.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Dia mengancam akan membunuh pilotnya jika pemerintah di Jakarta tidak mengakui kemerdekaan Papua Barat – sisi barat pulau New Guinea.
Kelompok pemberontak mengaku
“Kami ingin mengumumkan bahwa kami telah menyandera pilot dan membawanya ke markas kami, yang jauh dari bandara,” kata juru bicara kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Kementerian luar negeri Selandia Baru mengatakan sedang bekerja dengan otoritas yang tepat di Selandia Baru dan Indonesia untuk menjamin pembebasan pilot tersebut.
“Kesejahteraan Mertens adalah prioritas utama kami,” kata seorang juru bicara.
Artikel ini mungkin berisi tautan ke penyedia layanan yang darinya FLUG REVUE dapat menerima komisi (disebut “tautan afiliasi”). Informasi lebih lanjut di sini.
“Penulis. Komunikator. Pecandu makanan pemenang penghargaan. Ninja Internet. Fanatik daging yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Pembukaan toko di Interlaken: perlengkapan olahraga baru “Eiger” berasal dari Indonesia
Banyak korban tewas dalam bencana stadion di Indonesia
Thomas Doll berbicara tentang pekerjaan kepelatihannya di Indonesia, masalah sepeda motor, dan kemungkinan kembali ke Bundesliga