Topan Elsa menyebabkan kerusakan jutaan dolar di negara bagian Australia Barat Australia hingga beberapa hari yang lalu. Namun badai yang parah juga berdampak pada penduduk daratan.
Badai menghantam dua kapal nelayan asal Indonesia, masing-masing berawak sepuluh orang. Salah satu perahu bahkan tenggelam hingga tenggelam bersama awaknya. Salah satu nelayan dijemput oleh awak kapal lainnya yang sedang menggunakan bungkusan untuk bertahan. Perusahaan Penyiaran Australia (ABC) melaporkan mengutip para penyintas.
Akhirnya para nelayan dan perahunya terdampar di Pulau Bidwill, ratusan kilometer lepas pantai barat Australia. Di sana para pria harus bertahan enam hari tanpa makanan! Kemudian pesawat Badan Perbatasan Australia (ABF) secara tidak sengaja melihat mereka.
Menurut rilis media, Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) segera disiagakan. Para penyintas diterbangkan ke daratan dengan helikopter dan mendapat perawatan medis. Seorang juru bicara Otoritas Perbatasan mengatakan, menurut ABC, bahwa semua anggota kru “dalam keadaan sehat meskipun ada cobaan berat ini.” Mereka akan dipulangkan secepatnya.
Badai Elsa adalah badai paling mematikan di daerah itu dalam waktu sekitar 14 tahun. Meskipun kerusakan properti di daratan diperkirakan mencapai A$4 juta (sekitar 2,4 juta franc), ada kekhawatiran akan hal terburuk sebelumnya.
“Penggemar twitter yang bangga. Introvert. Pecandu alkohol hardcore. Spesialis makanan seumur hidup. Ahli internet.”
More Stories
Hari pertama Piala Dunia di Singapura dibatalkan karena buruknya udara
Asap mematikan menyelimuti Indonesia – DW – 28 Oktober 2015
Indonesia: Situasi penyandang disabilitas intelektual masih genting