Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Oksigen di Indonesia semakin langka – 1 orang yang terkena dampak melaporkan

Andreas Harsono sudah lima hari sakit. Istrinya berjuang melewati hari kedelapan dari variabel delta. Keduanya telah divaksinasi lengkap dengan vaksin Sinovac Cina, tetapi mereka masih terinfeksi virus Corona. Di Harsono, pakar Indonesia di Human Rights Watch, sejauh ini jalannya moderat, tapi istrinya butuh oksigen.

Mendapatkan ini di Indonesia sekarang hampir tidak mungkin. Rumah sakit penuh sesak dan hampir tidak menerima pasien. “Saya mencoba membeli oksigen dari beberapa toko, tetapi gagal,” tulis Harsono dalam email. Kemudian dia mencari tabung oksigen di akun Twitter-nya dan akhirnya mendapatkannya.

“Situasinya sangat menakutkan,” kata Harsono dari Jakarta. “Setiap kali saya membuka jendela, saya mendengar ambulans.” Di timeline Facebook-nya, dia melihat bagaimana teman-teman dan orang lain sekarat “seperti daun jatuh” satu per satu.

Lebih dari seribu kematian sehari

Kantor berita Reuters telah melaporkan bahwa empat dari lima kuburan yang didedikasikan untuk korban Covid-19 di Jakarta telah mencapai batas. Saat ini, angka resmi di Indonesia adalah: hampir 2,5 juta kasus Covid 19 dan lebih dari 65.000 kematian. Dalam beberapa hari terakhir saja, negara kepulauan Asia Tenggara telah mencatat lebih dari 30.000 infeksi baru dan dalam beberapa kasus lebih dari seribu kematian per hari. Tetapi para ahli khawatir bahwa statistik hanya mencakup sebagian kecil dari gambaran keseluruhan.

Hasil penelitian di Indonesia baru-baru ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari penduduk Jakarta – 4,7 juta orang dari total 10,6 juta – sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19. Pemeriksaan serologis yang menguji antibodi dalam darah penduduk ibu kota Indonesia menemukan bahwa 44,5 persen populasi telah terinfeksi pada Maret tahun ini. Namun, hanya 8,1 persen dari jumlah itu yang telah dikonfirmasi secara resmi. Sisanya tidak terdeteksi atau tanpa gejala.

Oksigen habis

Dengan lebih dari 270 juta penduduk, Indonesia memiliki populasi terbesar keempat di dunia. Karena banyaknya jumlah cedera, kebutuhan akan oksigen juga sangat besar. Menurut laporan media, negara saat ini membutuhkan hampir 2.000 ton oksigen per hari dan pasokannya langka, yang harus dialami langsung oleh Harsono dari Indonesia. Singapura, Australia, dan China telah mengirimkan tabung oksigen dan ventilator tambahan untuk membantu Indonesia dalam situasi yang semakin meningkat. Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab juga telah menawarkan bantuan.

Selain krisis kesehatan, negara ini juga menderita misinformasi dari Internet. Seperti yang dilaporkan Jakarta Post lokal, banyak yang beralih ke “tips dan solusi yang bermaksud baik tetapi tidak terbukti dan berpotensi berbahaya” yang dibagikan di media sosial yang terletak di tanah subur “di antara audiens yang lelah dan lelah”.

Keraguan tentang vaksin Cina

Bencana, yang telah membayangi sejak Juni, juga menimbulkan keraguan tentang efektivitas vaksin China. Banyak, seperti Harsono dan istrinya, yang terinfeksi meski diberi dua dosis dan jatuh sakit. Banyak profesional medis khususnya telah terinfeksi, menambah ketegangan pada sistem kesehatan yang sudah terbebani.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan persetujuan darurat vaksin China Sinopharm pada Mei tahun ini dan Sinovac pada Juni. Namun data khasiat Sinovac antara 50,65 dan 83,5 persen, sedangkan vaksin Sinopharma dikatakan memiliki khasiat antara 79 dan 86 persen.

Namun, ada kekurangan data yang jelas tentang varian baru virus dari India – terutama varian delta yang berbahaya dan sekarang dominan, yang juga sedang menyebar di Indonesia.