Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Pekan Film Indonesia di FNCC – Allgemeine Zeitung

Pekan Film Indonesia di FNCC – Allgemeine Zeitung

WINDHOEK (J) – KBRI Namibia dan French Namibia Cultural Centre (FNCC) mendedikasikan satu minggu penuh untuk perfilman Indonesia dalam rangka merayakan 22 tahun hubungan diplomatik Republik Indonesia dan Namibia. Mulai Senin, 22 Juli hingga Jumat, 26 Juli, satu film berbahasa Indonesia dengan subtitle bahasa Inggris akan ditayangkan setiap hari. “Kami ingin memperkenalkan masyarakat Namibia kepada budaya dan masyarakat Indonesia melalui film ini,” jelas Konselor KBRI Pramodia Solaksono. Pekan Film Indonesia dimulai dengan pameran foto sejarah perfilman Indonesia pada tanggal 22 Juli, yang akan diputar di galeri FNCC antara pukul 10.00 hingga 18.00. Minggu ini resmi dibuka pada pukul 17:30 dengan hidangan tradisional Indonesia untuk pengunjung. Film pertama, Cintaku dan Ainun, akan diputar pada pukul enam tiga puluh malam. Pada hari-hari berikutnya, film akan selalu ditayangkan pada pukul 6 sore. Program Pekan Film Indonesia Senin, 22 Juli, pukul 18.00: “Habibi dan Ainun,” sebuah drama tahun 2012 tentang Basharuddin Jusuf Habibie, presiden ketiga Indonesia dari tahun 1998 hingga 1999, menyoroti pengabdian seumur hidupnya kepada istrinya Ainun. Selasa, 23 Juli, 18.00: “Ada apa dengan cinta?” (Judul bahasa Indonesia: “Ada Apa dengan Cinta?”). Film remaja adalah sebuah drama romantis tahun 2002 yang berlatar di Jakarta, Indonesia, yang berkisah tentang kisah cinta antara gadis SMA Cinta dan laki-laki Ranga. Film ini merupakan kesuksesan box office terbesar di Indonesia pada tahun 2002 dengan sekitar dua juta penonton Rabu, 24 Juli, 6 sore: “Naga Bonar Menjadi 2” (Judul bahasa Indonesia: “Nagabonar Jadi 2”) Film komedi dan hits tahun 2007 “Nagabonar”. “Dari tahun 1986, di mana aktor terkenal Indonesia Dedi Mezuar dan Tora Sudero berperan sebagai ayah dan anak. Ceritanya berkisar pada hubungan antara Nagapunar tua dan putranya Bunaga. Kamis, 25 Juli, 6 sore: “The Raid” (Bahasa Indonesia Judul: “Serbuan Maut”), Film aksi bela diri tradisional Indonesia ini merupakan produksi bersama antara Amerika dan Indonesia dan ditayangkan perdana di Festival Film Internasional Toronto pada tahun 2011. Tim SWAT mencoba menangkap Tama Riandi (Ray Sahitapi), sang kepala kartel narkoba besar. Masalahnya: Dia berada di lantai atas sebuah gedung apartemen besar yang penuh dengan pengedar narkoba dan penjahat di Jakarta Jumat, 26 Juli, 6 sore: “Cinta Tapi Berbeda” (judul bahasa Hindi: “Cinta Tabi Bida”) Setelah pacarnya meninggalkan dia untuk pria lain, Kahiu pergi, seorang koki, melakukan perjalanan ke Jakarta. Di sana dia bertemu Diana, seorang siswa tari, di sebuah pesta dansa dan keduanya menjadi pasangan meminta Christian Diana untuk bertemu orang tuanya yang konservatif.

READ  Hari Film Nasional 2024, Kemendikbudristek Perkuat Ekosistem Perfilman Indonesia -

komentar

Silakan masuk untuk meninggalkan komentar