Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Pelajar Indonesia mendukung Syariah

“Semua pihak, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, harus mencari tahu mengapa sikap intoleran semakin meningkat di sekolah-sekolah,” kata Pastor Antonius Benny Susetio, anggota rombongan yang dipimpin Presiden Joko Widodo itu. Layanan pers Asia Ucanews pada hari Kamis di Indonesia yang mayoritas Islam.

Survei tersebut dirilis minggu ini oleh Setara Institute for Democracy and Peace bekerja sama dengan International NGO for Indonesian Development di sekolah negeri dan swasta di lima kota besar.

Lebih dari 83 persen responden berpendapat bahwa gagasan negara Indonesia tentang “panjasila” bukanlah ideologi yang permanen dan dapat diubah. Dalam pembukaan konstitusi “Panjasila”, Indonesia didefinisikan sebagai negara sekuler.

Amerika sebagai ancaman

20 persen siswa yang disurvei mengatakan mereka tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk menghina Islam.

33 persen bersedia mempertahankan agamanya dengan nyawanya. 61 persen mengatakan mereka akan merasa lebih nyaman jika semua siswa memakai jilbab. Sekitar 52 persen melihat Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Australia sebagai “ancaman terhadap agama dan budaya Indonesia”.

Pastor Vincentius Dormin Mbula, presiden Dewan Nasional Pendidikan Katolik, mengatakan hasil itu merupakan peringatan bagi sekolah-sekolah. “Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan kampanye melawan intoleransi. Namun, hasil ini menunjukkan bahwa jalan masih panjang,” kata imam itu kepada Ucanews.

Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. 88 persen dari populasi lebih dari 260 juta adalah Muslim. Sekitar sembilan persen adalah orang Kristen, kebanyakan Protestan. Selain Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu diakui secara resmi. Konstitusi menjamin kebebasan beragama. Pada November 2017, Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa hak-hak pemeluk agama adat juga harus diperkuat dan disebutkan sesuai di KTP.