Denpasar (dpa) – Di pulau liburan Indonesia, Bali, beberapa hotel dan operator tur disebut-sebut merampok wisatawan sebagai bagian dari tindakan pencegahan virus corona.
Media lokal mengutip Gubernur Bali, Wayan Koster, yang mengatakan bahwa akomodasi dari tamu yang ditunjuk sebagai hotel karantina meminta tambahan Rp 500.000 (€30) per kamar dan malam dan secara keliru menyatakannya sebagai biaya tambahan karantina. Selain itu, operator tur membebankan harga yang benar-benar tinggi kepada orang asing untuk visa turis mereka.
Portal berita “medcom.id” berbicara tentang “mafia visa dan karantina”. Pihak berwenang di negara kepulauan itu sekarang ingin menindak para pelaku dan mencegah penipuan seperti itu terjadi lagi.
fakta yang sulit
“Wisatawan telah melakukan perjalanan sejauh ini untuk bersenang-senang, tetapi mereka menghadapi kenyataan pahit,” kata Koster. Ini sangat merusak reputasi Bali. “Kami telah menerima pengaduan dan akan mengambil tindakan tegas terhadap segala perilaku yang merugikan reputasi pariwisata Indonesia,” kata Menteri Pariwisata Sandiaja Ono kepada CNBC Indonesia.
Untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata yang penting, masa karantina bagi pengunjung ke Bali akan dikurangi dari lima hari saat ini menjadi tiga hari mulai pekan depan. Namun, ini hanya berlaku untuk pelancong dengan dosis vaksinasi ketiga. Mulai April, karantina pasca-masuk dapat dicabut sepenuhnya.
© dpa-infocom, dpa: 220218-99-187995 / 3
“Penulis. Komunikator. Pecandu makanan pemenang penghargaan. Ninja Internet. Fanatik daging yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Pembukaan toko di Interlaken: perlengkapan olahraga baru “Eiger” berasal dari Indonesia
Banyak korban tewas dalam bencana stadion di Indonesia
Thomas Doll berbicara tentang pekerjaan kepelatihannya di Indonesia, masalah sepeda motor, dan kemungkinan kembali ke Bundesliga