Pada awal Oktober 2022, bencana melanda provinsi Jawa Timur. Ribuan orang menyerbu lapangan menyusul kekalahan Arema 3-2 dari rivalnya Persebaya Surabaya. Polisi dan polisi kemudian menembakkan gas air mata dan pentungan. Menurut laporan penyelidikan yang diperintahkan pemerintah, tabung gas air mata bertanggung jawab atas penyerbuan yang mematikan itu. Juga, banyak rute darurat ditutup. Panel penyelidikan telah menuntut penyelidikan kriminal atas tindakan pasukan keamanan.
Para tergugat adalah penyelenggara turnamen utama dan kepala pertahanan FC Arema. Pihak penyelenggara liga sepak bola sudah sejak 2020 tidak mengecek keamanan stadion, dan panitia penyelenggara Arema belum menyusun rencana darurat. Tiga petugas polisi yang dituduh memerintahkan penggunaan selongsong gas air mata di stadion. Jika terbukti bersalah, hukumannya hingga lima tahun penjara.
Lebih dari 140 saksi akan diperiksa selama persidangan.
Sekitar 1.600 personel polisi dan tentara diperkirakan akan menjaga ketertiban selama operasi berlangsung. Pendukung klub saingan dilarang mengadakan aksi unjuk rasa di dekat mereka.
Berita ini disiarkan di Deutschlandfunk pada 18 Januari 2023.
More Stories
The Essential Guide to Limit Switches: How They Work and Why They Matter
Kemiskinan telah diberantas melalui pariwisata
Beberapa minggu sebelum pembukaan: Indonesia berganti kepala ibu kota baru