Tahap pertama proyek ini, yang melibatkan investasi sebesar $478 juta (€437 juta), akan memungkinkan kapasitas produksi tahunan sebesar 80.000 ton bahan anoda. Tahap kedua, dijadwalkan dimulai pada akhir tahun 2024 dengan investasi tambahan sebesar $299 juta (€273 juta), akan meningkatkan total kapasitas menjadi 160.000 ton.
Pada pembangunan tahap pertama, BTR mempekerjakan 4.000 tenaga kerja lokal. Selesai hanya dalam 10 bulan, proyek ini akan menciptakan 1.200 lapangan kerja saat produksi dimulai. Dengan fasilitas baru ini, BTR bertujuan untuk mengisi kesenjangan penting dalam pasokan bahan anoda baterai lithium-ion di Indonesia dan kawasan ASEAN, serta memperkuat sektor energi baru dan infrastruktur industri di Indonesia.
BTR memasok produsen baterai lithium-ion besar seperti Panasonic, Samsung SDI, LGES, SK On, CATL dan BYD. Portofolio produknya mencakup grafit alami dan sintetis, bahan berbasis silikon, dan bahan katoda terner nikel tinggi. Pabrik di Indonesia akan memasok berbagai bahan anoda untuk kendaraan listrik, baterai konsumen, dan sistem penyimpanan energi.
Fasilitas BTR di Indonesia menandai ekspansi internasional pertama dalam industri bahan anoda Tiongkok dan merupakan bagian penting dari strategi pertumbuhan global BTR. Perusahaan ini bertujuan untuk memperkuat rantai pasokannya dan memasok produk-produk berkualitas tinggi ke pasar global. Sebagai bagian dari globalisasinya, BTR saat ini sedang membangun pabrik di Maroko. Dari pabrik tersebut BTR nantinya bisa menyuplai bahan aki ke pabrik aki Goshan yang rencananya akan dibangun di sana.
More Stories
The Essential Guide to Limit Switches: How They Work and Why They Matter
Kemiskinan telah diberantas melalui pariwisata
Beberapa minggu sebelum pembukaan: Indonesia berganti kepala ibu kota baru