- Apakah ada hak untuk tidak melakukan apa-apa? (Riga Ayundi Putri)
Pada pergantian milenium, beberapa radio komunitas yang diselenggarakan bersama muncul di Indonesia, kebanyakan dijalankan oleh serikat pekerja. Mereka melaporkan undang-undang perburuhan, menyebarkan ide-ide revolusioner dan literatur. Kemudian fokus bergeser dari pekerjaan ke hiburan: Stasiun hari ini menyediakan soundtrack untuk hari Minggu yang santai.
Dengan latar belakang ini, seniman suara Riar Rizaldi merancang sandiwara radio multibahasa. Fokusnya adalah pada pekerja migran di Hong Kong dengan masa depan yang tidak pasti. Standar baru produktivitas dan ketidakaktifan berlaku di sini: pekerja rumah tangga Indonesia dibayar untuk tidur dan tidak melakukan apa-apa.
Karya ini adalah salah satu dari dua karya yang ditugaskan sebagai bagian dari CTM Radio Lab 2021 oleh Deutschlandfunk Kultur, CTM Festival, ORF musikprotokoll im steirischer herbst Festival, 1 Kunstradio, Wire Magazine dan Goethe-Institut.
(Riga Ayundi Putri)
siaran asli
Laboratorium Radio CTM
Hak untuk tidak berbuat apa-apa / Hak Untuk Malas
Von Belakang Rizaldi
Terjemahan bahasa Jerman dan arah teks: Roman Neumann
Mati: Marina Frink, Frisna Virginia, Nadia Terencia, Eileen W. Ho
Musik: Nursalim Yadi Anojira, Doto Hardono, Ben Idriss
Produksi: Deutschlandfunk Kultur / Festival CTM / Goethe-Institut / ORF 2021
Tinggi: 48’55
Riar Rizaldi, lahir di Indonesia, tinggal dan bekerja sebagai seniman, kurator dan peneliti amatir di Hong Kong. Ia belajar seni di Universitas Newcastle dan Universitas Kota Hong Kong. Karya seninya berkaitan dengan modal dan teknologi, elektronik konsumen, abstraksionisme, dan fiksi teoretis. Film tersebut telah ditayangkan di Festival Film Locarno, Institut Film Inggris, Festival Film Internasional Rotterdam, Pusat Komunikasi InterC NTT di Tokyo dan Galeri Nasional Indonesia.
“Penyelenggara. Ahli media sosial. Komunikator umum. Sarjana bacon. Pelopor budaya pop yang bangga.”
More Stories
Para migran tinggal di pulau tropis terpencil: ‘Terkadang mereka merasa sedikit kesepian’
Pekan Film Indonesia di FNCC – Allgemeine Zeitung
Seorang binaragawan meninggal setelah mengalami kecelakaan menggunakan dumbel seberat 210 kg