Mainz (dpa) – Penulis buku laris Belgia dan pakar Indonesia David van Reybrouck mengkritik perdebatan Jerman atas dokumen tersebut. “Saya merasa sangat disayangkan bahwa Jerman, pada kesempatan pertama untuk melihat Indonesia lebih dekat, menunjukkan begitu sedikit upaya untuk benar-benar terlibat dengan perspektif Indonesia,” kata van Reybroek dari “Kulturzeit” 3sat.
Meski tidak terbantahkan bahwa ada seni antisemit dalam dokumen tersebut, “pembingkaian” sebagai peristiwa antisemit salah dan bermasalah. Dia terkejut bahwa media Jerman terus mengulangi penjelasan ini. Dia belajar lebih banyak tentang Jerman daripada tentang Indonesia.
Pertunjukan seni dokumenter di Kassel, yang diselenggarakan oleh grup Indonesia Ruangrupa, yang berakhir pada akhir September, berulang kali diguncang tuduhan anti-Semitisme. Van Reybroeck mempresentasikan buku barunya “Revolusi. Indonesia dan Munculnya Dunia Modern” di Frankfurt Book Fair. Dia menulis buku terlaris pada tahun 2012 dengan buku non-fiksi Kongo.
© dpa-infocom, dpa: 221018-99-170494/3
“Penggemar twitter yang bangga. Introvert. Pecandu alkohol hardcore. Spesialis makanan seumur hidup. Ahli internet.”
More Stories
Hari pertama Piala Dunia di Singapura dibatalkan karena buruknya udara
Asap mematikan menyelimuti Indonesia – DW – 28 Oktober 2015
Indonesia: Situasi penyandang disabilitas intelektual masih genting