Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada hari Sabtu (13/01) menghadiri dialog bisnis dengan pengusaha/investor Vietnam dan Perdana Menteri Pham Minh Chinh di Hotel Melia Hanoi di Vietnam.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mendesak Indonesia dan Vietnam untuk lebih meningkatkan kerja sama guna mencapai visi menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045.
“Indonesia dan Vietnam memiliki visi yang sama untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045, dan untuk mencapai hal tersebut diperlukan kerja sama yang kuat, termasuk kerja sama di bidang bisnis,” ujarnya seraya menambahkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di pasar karbon yang bernilai lebih dari sekadar kerja sama. US$200. Miliar diluncurkan tahun lalu.
“Saya berharap CT Group berperan besar dalam hal ini,” ujarnya.
Terkait investasi perusahaan mobil Vietnam VinFast pada industri kendaraan listrik di Indonesia, Presiden menyampaikan harapannya agar target produksi pada tahun 2026 segera tercapai dan VinFast terbuka untuk bekerja sama dengan pengusaha dan peneliti Indonesia.
Presiden juga menyampaikan harapannya agar rencana pembangunan daerah, termasuk pembangunan bandara dan infrastruktur pariwisata di Indonesia, dalam kerangka kerja sama negara kepulauan dengan kelompok investasi Vietnam Sofico Group, dapat segera dilaksanakan.
Presiden juga meminta maskapai Vietnam VietJet meningkatkan penerbangannya ke beberapa destinasi prioritas tinggi di Indonesia seperti Labuan Bajo, Mandalika, Likupang, Borobudur, dan Danau Toba.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengajak para pengusaha Vietnam untuk berinvestasi di ibu kota baru Indonesia, Nusantara.
“Saya mengajak Anda semua untuk berinvestasi di ibu kota baru Indonesia, Nusantara, berdasarkan pengalaman perusahaan Anda,” tambahnya. (BPMI kepada Sekretariat Presiden/AIT) (DH/EP)
“Penggemar twitter yang bangga. Introvert. Pecandu alkohol hardcore. Spesialis makanan seumur hidup. Ahli internet.”
More Stories
Pasar Saham Menjanjikan: Indonesia yang Diinginkan
Lalu Lintas Udara – Kemungkinan 62 orang tewas setelah kecelakaan pesawat di Indonesia – Ekonomi
Indonesia mengurangi ekspor minyak sawit dan meningkatkan tekanan harga