Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Serangan ganda di Bali: Apakah Omar Patek masih menjadi ancaman?

Serangan ganda di Bali: Apakah Omar Patek masih menjadi ancaman?

20 tahun setelah serangan berdarah di resor liburan di Bali, dalang kejahatan telah dibebaskan lebih awal dari penjara. Umar Patek sudah setengah menjalani hukumannya.

Dia dibebaskan pada pukul 08:00 waktu setempat dari sebuah penjara di Surabaya, sebelah timur pulau Jawa, dan dibawa pergi oleh pihak berwenang setelah tidak ada anggota keluarganya yang menjemputnya, kata juru bicara Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Rika Abrianti. “Dia wajib mengikuti instruksi pihak berwenang dan tidak melakukan kejahatan kekerasan,” tambahnya, jika tidak dia akan dikirim kembali ke penjara.

Para pejabat yakin militan itu “pindah agama” setelah mengambil bagian dalam pesta pora di penjara, lanjut Abrianti, menambahkan bahwa dia “bersumpah setia kepada pemerintah kesatuan Republik Indonesia.”

Ulasan dari Canberra

Pembebasan awal menyebabkan kemarahan dan kemarahan di Australia. Pemerintah Canberra telah menyerukan pemantauan lanjutan terhadap Patek.

Menteri Dalam Negeri Australia Clare O’Neill berkata: “Secara pribadi, saya menganggap tindakan pria ini tidak dapat dimaafkan dan benar-benar tercela. Kami tidak memiliki kendali atas sistem peradilan Indonesia, begitulah adanya. Tapi hari ini saya ingin mengatakan kepada semua warga Australia untuk berpikir . Keluarga dan masyarakat yang terkena dampak. Apa yang terjadi di Bali benar-benar sebuah tragedi.”

Salah satu aksi terorisme terburuk dalam sejarah Australia

Pada bulan Oktober 2002, sebuah bom mobil meledak di luar sebuah klub malam di Pantai Kuta, yang dibantu oleh Patek sebagai salah satu pemimpin kelompok teroris Jemaah Islamiyah. Pada saat yang sama, seorang pengebom ransel meledakkan dirinya di klub malam lain. Sebanyak 202 orang tewas dalam serangan kembar itu, termasuk 88 warga Australia.

Omar Patek ditangkap pada 2011 di Abbottabad, Pakistan, tempat Osama bin Laden dibunuh oleh pasukan khusus AS. Hadiah satu juta dolar ditempatkan di kepalanya.

READ  SpaceX: Review Refleksi Antariksa di Indonesia