Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Teleskop James Webb: Menemukan air di sekitar bintang muda adalah sebuah misteri

Teleskop James Webb: Menemukan air di sekitar bintang muda adalah sebuah misteri

Deteksi air dalam piringan gas dan debu di sekitar bintang muda oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb adalah temuan terobosan dan dapat memberikan petunjuk penting tentang pembentukan planet dan dunia yang berpotensi layak huni.

Teleskop Luar Angkasa James Webb

Teleskop James Webb mendeteksi air di piringan protoplanet di sekitar bintang muda PDS 70. (Gambar ikonik)

Foto: PantherMedia/Shad.off

Air melakukan fungsi vital di planet dan karena itu sangat penting bagi kehidupan. Untuk alasan ini, pencarian air dalam perjalanan luar angkasa menjadi sangat penting, karena merupakan indikator penting dari planet yang dapat dihuni.

Jika kita menemukan keberadaan air di benda langit lain seperti Mars atau bulan dari planet lain, ini bisa berarti bahwa tempat-tempat ini menyediakan atau terus menyediakan kondisi kehidupan, setidaknya di masa lalu atau di bawah permukaan. Air akan menjadi sumber daya penting di dunia ini, dan sumber daya yang juga akan sangat penting bagi pemukiman manusia di masa depan atau bahkan untuk mendukung bentuk kehidupan yang mungkin telah beradaptasi dengan kondisi ekstrem.

Sebuah teka-teki tentang bintang PDS 70

Menggunakan instrumen Mid-InfraRed (MIRI) di James Webb Space Telescope (JWST), air terdeteksi di sekitar pusat piringan di sekitar bintang PDS 70. Wilayah ini sesuai dengan yang ada di Tata Surya tempat planet berbatu mengorbit Matahari. Dengan kata lain, planet mirip Bumi terbentuk di wilayah ini.

Penemuan ini sangat penting karena merupakan bukti pertama dari jenis air yang terjadi di piringan yang telah menampung setidaknya dua planet. Kemampuan planet berbatu yang terbentuk di cakram bagian dalam untuk menyadap langsung ke reservoir air yang besar dapat meningkatkan peluang mereka untuk hidup di kemudian hari. Penemuan ini menunjukkan mekanisme ketersediaan air bagi planet yang berpotensi layak huni selama pembentukannya.

Menurut penelitian, air di lingkungan ini terdiri dari uap panas dengan suhu terik 330 derajat Celcius (600 K). “Penemuan ini sangat menarik karena mempelajari wilayah di mana planet berbatu seperti Bumi biasanya terbentuk,” kata Direktur MPIA Thomas Henning.