Berita Utama

Berita tentang Indonesia

TikTok melanjutkan e-commerce di Indonesia dengan investasi US$1,5 miliar di unit GoTo, Gojek Tokopedia

TikTok melanjutkan e-commerce di Indonesia dengan investasi US$1,5 miliar di unit GoTo, Gojek Tokopedia

Saham GoTo, yang bisnisnya mencakup layanan ride-hailing, pengiriman dan keuangan, turun 8,3 persen setelah pengumuman tersebut, karena beberapa investor mengambil keuntungan dari kenaikan saham baru-baru ini di tengah ekspektasi kesepakatan dengan TikTok.

Papan iklan yang mengumumkan penawaran umum perdana GoTo di Jakarta, Indonesia pada tahun 2022. . Gambar: Bloomberg

“Kita perlu mengetahui gangguan seperti apa yang akan terjadi di pasar setelah kemitraan ini,” kata Maximilianos Niko Demos, analis Bellarma Investendo Securitas.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, TikTok akan membeli 75,01 persen Tokopedia milik GoTo, platform e-commerce terbesar di Indonesia, seharga US$840 juta dan memompa bisnis TikTok Shop-nya di Indonesia ke dalam entitas Tokopedia yang diperluas.

“Kemitraan strategis ini akan dimulai dengan masa uji coba yang akan dilaksanakan melalui konsultasi erat dan pengawasan otoritas regulasi terkait,” kata kedua perusahaan dalam pernyataannya, Senin.

Banyak dari penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 270 juta jiwa merupakan pengguna aktif media sosial.

TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan Tiongkok ByteDance, memiliki 124 juta pengguna di negara Asia Tenggara, dan berupaya menjadikan basis pengguna yang besar tersebut menjadi sumber utama pendapatan e-commerce.

Kesepakatan itu akan diselesaikan pada kuartal pertama tahun 2024, dan Tokopedia akan menerima surat promes senilai US$1 miliar dari TikTok yang dapat digunakan untuk mendanai kebutuhan modal kerja, kata perusahaan tersebut.

“TikTok telah berkomitmen untuk menginvestasikan lebih dari $1,5 miliar pada entitas yang diperluas dari waktu ke waktu, untuk menyediakan pembiayaan masa depan yang dibutuhkan perusahaan, tanpa dilusi tambahan pada GoTo,” kata mereka.

Industri e-commerce Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar US$160 miliar pada tahun 2030 dari US$62 miliar pada tahun ini, menurut laporan Google, investor negara Singapura Temasek Holdings, dan perusahaan konsultan Bain & Co.

(Alibaba memiliki South China Morning Post.)