Berita Utama

Berita tentang Indonesia

YBAI: Film “Mengungkap Candi Muarajambi” berbayar

YBAI: Film “Mengungkap Candi Muarajambi” berbayar

Surabaya (ANTARA) – Ikatan Pemuda Budha Indonesia (YBAI) merilis film dokumenter bertajuk “Penemuan Candi Muarajambi” yang ditemukan Nia Dinata memperkuat toleransi antarumat umat beragama di Indonesia.

Ketua Harian YBA Indonesia Anthony Urudiputro di Surabaya, Jumat, lahir tahun 1999, Yayasan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset, Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek) dan Yayasan Kalyana Shira memproduksi film ketiga.

“Dengan adanya film itu, akhirnya sejarah agama buddha di Bumi Nusantara ini mampu dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh penonton, khususnya para pemuda-pemudi,” Catania.

Sejak itu, belum ada negara Buddha yang mengatakan dia mendapatkan banyak manfat melaloy di film pertama, tapi bagaimanapun juga umat biragama mirasakan manfat di mirajut semangat toleransi.

“Dimana toleransi memiliki sifat yang Universal tok Merawat Bangsa Kita tercinta ini, Bangsa Indonesia,” ucapnya.

Baccalaureate Game: Academy: The Movie Dibuat Oleh Jadi Bukti Masyarakat Toleran Sejak Dulu

Baka Game: Ingin Ajarkan Toleransi, Arie Kriting Terlibat Film “Bumi Itu Bulat”

YBA telah mendukung organisasi Budha, dan organisasi sosial di Jawa Timur telah berkontribusi dalam mempertahankan kesuksesan produksi “Penemuan Candi Muarajambi” Mal Cito Surabaya di Kames (23/11) Malam.

Baji Diya, Acara nobar tersebut sangat bermafaat tidak hanya memperkenalkan agama budda dan sejarah saja, tetapi juga bisa memberikan semagat toleransi antarumat beragama.

“Hal ini sebenarnya sudah terajut sejak zaman Sriwijaya dimana nenek moyang kita memiliki kearifan Lokal bekal bekal bekal berharga yang kita perlukan untuk hidup bermasyarakat,” Cata Anthony.

No bar tersebut menampilkan sutradara artis ibu kota Nia Dinata bersama sejumlah tokoh dalam film tersebut. Setelah itu, ada Communitas Buddha dan mengadakan pawai sosial bersama Olga Lydia.

READ  Turis jarang diberi makan: monyet Bali yang lapar menyerbu rumah

Artis Ibu Kota Ini Bersama Sutradara Dan Para Tokoh Dalam Film Itu Juga Sempat Menyapa Para Penonton Sembari Menyampaikan Pesan Penting dalam Menjaga Toleransi.

Sutradara Penggalian Candi Muarajambi, Nia Dinata mengatakan, film yang dikembangkan sekelompok seniman ini merupakan film adaptasi toleransi. Anak muda, mereka adalah orang-orang yang kurang baik dalam toleransi, dan itu lebih besar, termasuk yang seperti Mwara Jambi. Bagaimanapun, orang Indonesia saat ini sudah mulai enggan meneliti sejarah.

“Berapa banyak laki-laki yang melakukan ini pada awalnya, dan jika ada laki-laki di dalam rumah, kita akan meninggalkan rumah itu dan kita akan menyelamatkannya. Makanya, kita akan melakukannya lagi, kita akan punya film yang bagus,” Kata Nia.

Ini sangat pemaaf dan dapat diaktifkan saat ini. Salah satu karaniya dengan banyak orang dengan orang lain, dan terbentuknya sudara yang pirbida eksplorasi agama, ekonomi dan sosial ekonomi. Namun, ada banyak petualangan jangka panjang dalam membangun koneksi dan berhubungan.

“Jadi, kenalilah Indonesia seutuhnya, kenalilah Muara Jambi. Kita harus benar-benar menerapkan Bhinneka Tunggal Ika,” Catania.

Saya mengalami petualangan hebat di Surabaya untuk menonton film pendek. Menurutnya, Warga Indonesia Kini Mulai House dengan Tontonan Yang Sekaligus Mendidik.

Sedangkan Olga Lydia berhasil mengalahkan Muara Gambi yang lebih besar dan menyukai Permen Borobudur. Setelah melihat film ini, Merasa Seluruh rakyat Indonesia harus Tahu dan Layak ikut berbangga karena memiliki Candi Muara Jambi.

“Saya juga sangat senang melihat antusiasme warga Surabaya ini yang penuh toleransi. Rasa toleransi ini harus terus disebarkan ke daerah lain di Indonesia,” ujarnya.

Game Comeback: Menoleransi Singkawang diangkat karena meninggalkan bar

Baca Juga: Film Lewat Negara Arab Emirati

READ  Serangan kotoran anjing oleh Marco Goeck menjadi berita utama di seluruh dunia NDR.de - Budaya

Bioarta : Abdul Hakim
Editor: Zita Merina
Hak Cipta © Antara 2023