Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Indonesia meluncurkan bank syariah terbesarnya setelah pembicaraan merger selama setahun

JAKARTA: Bank syariah terbesar di Indonesia, yang dibentuk dari penggabungan tiga pemberi pinjaman syariah, mulai beroperasi pada hari Senin dengan total nilai aset 240 triliun rupee ($ 17,1 miliar), menjadikannya bank terbesar ketujuh di Asia.

Presiden Joko Widodo telah meluncurkan operasi bank milik negara Syria Indonesia (PRS), sebuah identitas tunggal baru yang menggantikan trio bank syariah yaitu Bank PRI Sariya, Menteri Bank Suriah dan Bank PNI Suriah.

Masing-masing bank merupakan anak perusahaan dari masing-masing lembaga perbankan reguler seperti Bank PRI, Bank Mandir dan Bank PNI.

“Di tengah krisis epidemi (penyakit virus korona), saya senang menerima laporan bahwa kinerja Bank Syariah di Indonesia tumbuh stabil, dan pertumbuhannya lebih tinggi dari bank biasa,” kata Widodo saat peluncuran.

Dia mencatat kinerja ekonomi Syariah Indonesia berada di peringkat keempat pada tahun 2020, kelima pada 2018 dan kelima pada 2019, menurut Global Islamic Economic Report.

Harris Gunardi, Direktur Jenderal PRIS, mengatakan proses merger dimulai pada Maret dan 1 Februari. Bank mulai beroperasi dengan logo baru, menampilkan Panchsila atau Lima Cita-cita Nasional dan bintang berujung lima yang melambangkan lima rukun Islam.

“Bank Syria Indonesia berkomitmen menjadi lembaga perbankan yang melayani nasabah dari semua lapisan masyarakat dan mendukung kebijakan Syariah,” imbuh Gunardi.

Dia juga menunjukkan bahwa bank tersebut bertujuan untuk menjadi salah satu dari 10 lembaga keuangan syariah teratas di dunia dalam lima tahun.

Ia memiliki modal inti lebih dari 22,6 triliun rupee, dengan 1.200 cabang dan 2.447 ATM di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 20.000 karyawan.

Aset bank syariah di Indonesia diharapkan tumbuh 10,97 persen tahun ke tahun pada tahun 2020, sementara aset bank biasa naik 7,7 persen, menurut data otoritas keuangan.

Pinjaman bank syariah naik 9,42 persen, naik dari 0,55 persen pinjaman reguler mereka.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran yang signifikan ke bank-bank yang taat Islam di mayoritas populasi Muslim dunia.

Pada hari Senin, Erwin Toronto terkejut mendapati dirinya menjadi pelanggan pertama yang terdaftar di bawah bank yang baru bergabung itu.

“Saya baru saja membuka rekening di bekas BNI cabang Syria, dan staf customer service serta manajer cabang mengucapkan selamat kepada saya karena telah menjadi nasabah pertama dengan identitas perbankan yang baru.

“Saya sudah memiliki rekening di bank syariah swasta dan ingin membuka rekening di bank milik negara. Saya sudah mentransfer semua rekening bank saya ke bank syariah, kecuali bank biasa tempat gaji saya ditransfer,” kata Darianto. Berita Arab.

EP Junaidy, direktur keuangan dan ekonomi Islam di think tank Center for Economic Reform (COR) di Indonesia, mengatakan bank baru tersebut masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar.

Muslim membentuk 75 persen dari 270 juta penduduk Indonesia, dan tingkat infiltrasi pemberi pinjaman yang sesuai syariah kurang dari 8 persen.

“Karena kami sekarang memiliki bank syariah di antara 10 pemberi pinjaman terbesar di Indonesia, hal ini akan meningkatkan kinerja sektor perbankan syariah karena tidak ada bank syariah yang sebelumnya berada di ambang persaingan dibandingkan dengan bank-bank biasa dalam daftar 10 besar. , “Tambah Junaidi.

Junaidy mengatakan bank akan memiliki potensi eksposur internasional dengan potensi pembukaan cabang di Timur Tengah, dimana dana syariah global terkonsentrasi.

“Ini bisa menjadi bagian dari likuiditas keuangan syariah global dan pemain dalam ekonomi syariah global,” tambahnya.