Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Turis Indonesia berpisah karena rencana penyelamatan pemerintah

Turis Indonesia berpisah karena rencana penyelamatan pemerintah

Instruksi pemerintah untuk menyelamatkan sektor pariwisata Indonesia yang sedang sakit dengan mempercepat pertumbuhan lima destinasi super prioritas dan memulihkan kesehatan di Bali telah memicu perdebatan di antara para pemangku kepentingan industri.

Pada webinar pariwisata baru-baru ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandyaka Uno menekankan pentingnya Bali sebagai kontributor utama pariwisata dan ekonomi kreatif negara. Oleh karena itu, dia ingin membagi fokus pemulihannya di Bali dan lima lokasi super prioritas, yaitu Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Laban Bajo di Nusa Tenkara Timur, Mandalika di Nusa Tenkara Barat, dan Likubang Sulawesi di Utara.

Pemerintah Indonesia ingin membangun kembali sektor pariwisata negara dalam pemulihan Bali dan perbaikan lima tempat super prioritas; Gambar Pura Uluwatu

Menentang pendekatan ini, Hariyadi Sugamdani, Presiden Asosiasi Hotel dan Restoran Indonesia, mengatakan pemerintah harus fokus hanya di Bali pada upaya pemulihan.

“Melakukan keduanya (bersamaan) akan membutuhkan (lebih banyak tenaga) dan tidak efektif,” jelas Hariyadi.

Ia menegaskan, hanya Bali yang bisa segera memulai kembali sektor pariwisata Indonesia karena destinasi tersebut memiliki infrastruktur dan atraksi yang lengkap, sedangkan lima destinasi super prioritas masih dalam pengembangan.

Mengutip beberapa contoh, Hariyadi dan Danau Toba membutuhkan lebih banyak hotel dan restoran “pelayanan yang layak”, sedangkan Candi Borobudur Grounds dan Pulau Komodo memiliki kapasitas terbatas, dan daerah sekitarnya membutuhkan lebih banyak acara dan atraksi untuk memenuhi permintaan.

Ligubang tidak memiliki infrastruktur dan tempat wisata untuk menarik pemicunya, ”ujarnya.

Di sisi lain, Victor Leicodd, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NDT), mendukung langkah pemerintah tersebut, dengan mengatakan travel idle time saat ini menawarkan peluang untuk membuat situs baru seperti Laban Bajo dan Taman Nasional Komodo.

“(Sekarang) adalah waktu yang tepat untuk membangun (mengizinkan) fasilitas, infrastruktur dan konektivitas untuk NDT untuk menangkap provinsi lain. Begitu epidemi usai, wisatawan bisa melihat perubahan NDT, ”ujarnya.

READ  Indonesia: Tingkat bahaya banjir ekstrem diumumkan di setidaknya lima tempat

Nordin Abdullah, Gubernur Sulawesi Selatan, berharap Otoritas Pariwisata Nasional mempertimbangkan pengembangan wilayahnya dengan situs-situs populer seperti Doraja, Pulau Selair, dan Taman Nasional Dhaka Bonaret. Dia mengatakan, bandara baru di Sulawesi Selatan akan memudahkan akses dan mampu menampung pesawat ADR-72.