Penawar tertinggi harus menempuh garis tipis antara pariwisata mewah dan perlindungan lingkungan.
Kepulauan Indonesia sedang dilelang oleh balai lelang Sotheby’s. Cagar Alam Vidi adalah salah satu ekosistem atol karang paling utuh di dunia. Pantai berpasir sepanjang 150 kilometer dan hutan hujan seluas hampir seratus kilometer persegi tersebar di seratus pulau tak berpenghuni. Dikelilingi oleh terumbu karang dan perairan biru kehijauan.
Sotheby’s akan menerima tawaran untuk pulau-pulau tersebut mulai 8 hingga 14 Desember. Tidak ada harga minimal pembelian, sehingga nusantara tetap laku berapa pun harga yang ditawarkan.
Di saat miliarder seperti Jeff Bezos menyumbangkan kekayaannya untuk amal dan perlindungan lingkungan memainkan peran penting, timbul pertanyaan mengapa Indonesia menjual cadangan alamnya yang bernilai ekologis. Apakah itu hanya uang? Tidak, setidaknya menurut Indonesia. Menjual surga untuk menyelamatkan negara.
Jual untuk perlindungan
Kepulauan ini tidak berpenghuni dan tidak terlindungi. Selain terumbu karang, banyak spesies langka yang hidup di perairan sekitar pulau. Termasuk paus biru dan hiu paus. Kawasan ini berada di bawah tekanan dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya perburuan spesies laut langka oleh para nelayan. Perwakilan Sotheby’s mengatakan penjualan tersebut bertujuan untuk mencegah hal tersebut. Di sisi lain, para pemerhati lingkungan menentang proyek tersebut. Menurut mereka, hal ini merusak perikanan lokal dan membahayakan ekosistem yang berharga.
Pembeli lelang pulau-pulau tersebut terikat dengan beberapa syarat. Orang asing tidak diperbolehkan membeli tanah di Indonesia. Jadi penawar tertinggi tidak bisa melakukan apapun yang dia inginkan di pulau itu. Justru sebaliknya. Yang dilelang bukanlah hak atas tanah tersebut, melainkan saham PT Leadership Islands Indonesia (LII), perusahaan pemilik hak pengembangan pulau tersebut. Rencana apa yang akan dibangun sudah tertulis. Yang masih hilang adalah seorang investor.
Ekowisata di segmen mewah
Program Perusahaan LII dapat diringkas dalam dua tujuan: kemewahan dan perlindungan lingkungan. Resor dan vila pribadi serta landasan terbang direncanakan. Pulau-pulau menjadi tujuan liburan bagi orang-orang super kaya. Apakah masih ada ruang untuk ekologi?
Sotheby mengatakan ya. Di satu sisi, luas lahan yang diperbolehkan untuk dibangun terbatas. Lebih tepatnya, 0,005 persen total kawasan cagar alam dan kurang dari 1 persen luas hutan hujan. Ada juga area di mana wisatawan tidak diperbolehkan masuk. Proyek ini juga memiliki pusat penelitian langsung di pulau yang merawat flora dan fauna nusantara. Setiap aktivitas di pulau itu harus sesuai dengan undang-undang konservasi alam yang ada.
Jadi mereka membangun dan menghidupkan kembali pulau itu untuk perlindungan mereka sendiri. Pariwisata mewah menghasilkan uang, sebagian di antaranya digunakan untuk pemeliharaan pulau.
Destinasi mewah dengan hati nurani
Majalah Forbes menggambarkan lelang tersebut sebagai “kesempatan unik untuk memperbaiki dan melindungi lingkungan secara berkelanjutan”. Digital Marketplace for Islands menyatakan: “Berpartisipasilah dalam salah satu upaya konservasi dan pembangunan berkelanjutan yang paling penting dalam satu generasi.” Semacam investasi amal tanpa mengorbankan kemewahan.
Menurut Sotheby’s, kepulauan ini siap menjadi tujuan wisata mewah yang paling ramah lingkungan dan teliti di dunia. Indonesia sepertinya ingin menggabungkan investasi di industri pariwisata dan perlindungan lingkungan hidup dalam satu atap. Lelang akan menunjukkan siapa yang akan yakin dengan ide tersebut.
“Ahli web. Pemikir Wannabe. Pembaca. Penginjil perjalanan lepas. Penggemar budaya pop. Sarjana musik bersertifikat.”
More Stories
The Essential Guide to Limit Switches: How They Work and Why They Matter
Kemiskinan telah diberantas melalui pariwisata
Beberapa minggu sebelum pembukaan: Indonesia berganti kepala ibu kota baru