Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Asia Tenggara – tujuan menarik bagi produsen kendaraan listrik China _China.org.cn

Asia Tenggara – tujuan menarik bagi produsen kendaraan listrik China _China.org.cn

Pengunjung melihat-lihat mobil listrik Nita GT. (Foto diambil pada 25 April 2023, Xinhua)

Semakin banyak produsen kendaraan listrik dan produsen baterai di China ingin membuat produksi sendiri di luar negeri untuk membuka pasar internasional dengan lebih baik. Asia Tenggara berada di urutan teratas daftar mereka.

Produksi lokal akan memungkinkan perusahaan membawa produk mereka ke pasar lebih cepat dan mengembangkan kendaraan yang lebih memenuhi kebutuhan lokal.

Hozon, misalnya, berencana memproduksi mobil merek Neta di Indonesia mulai 2024. Produsen mobil itu baru mulai mengembangkan pasar luar negeri pada 2022. Saat ini modelnya sudah tersedia di sejumlah negara termasuk Malaysia dan Thailand.

Hozon telah mulai membangun pabrik di Thailand dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 20.000 kendaraan, dan diharapkan mulai beroperasi pada awal 2024. Mobil listrik Nita sangat populer di negara tersebut. Statistik menunjukkan, Nita menjadi merek kendaraan listrik terlaris di Thailand pada Juni dengan pangsa pasar 28,9 persen.

Juga di Thailand, SAIC, pembuat mobil terbesar di China, memulai pembangunan kawasan industri energi baru pada bulan Mei, yang akan berfokus pada produksi domestik suku cadang mobil utama untuk kendaraan energi alternatif. Pembuat mobil mengatakan taman itu diharapkan akan selesai pada tahun 2025.

BYD, pembuat kendaraan listrik terbesar China, diperkirakan akan memproduksi mobil di Thailand mulai 2024, untuk dijual langsung di negara tersebut dan juga diekspor ke pasar Asia Tenggara.

“Thailand memiliki basis otomotif yang solid dengan kemampuan manufaktur kelas dunia, jadi setelah mempertimbangkan dengan hati-hati kami memutuskan untuk membangun pabrik di sini,” kata Liu Xueliang, manajer umum Departemen Penjualan Otomotif Asia-Pasifik BYD.

EVE Energy, produsen baterai lithium yang berbasis di China, mengadakan upacara peletakan batu pertama untuk fasilitas manufakturnya di Malaysia minggu lalu dengan investasi awal sebesar €384 juta.

Jo Chen, direktur EVE Energy Malaysia, mengatakan perusahaan akan mendirikan fasilitas manufaktur baterai silinder di negara tersebut.

“Ini merupakan pencapaian penting bagi EVE untuk mengembangkan bisnis global kami, meningkatkan daya saing global kami, dan semakin memperluas pangsa pasar global kami. Yang terpenting, ini akan memungkinkan kami berkontribusi pada pengembangan ekosistem tenaga listrik di Malaysia.”

Lim B. Vien, wakil direktur jenderal Badan Pengembangan Investasi Malaysia, mengatakan investasi tersebut merupakan tonggak penting yang tidak hanya menguntungkan EVE, tetapi juga membuka jalan bagi perusahaan lain yang ingin berinvestasi di industri kendaraan listrik dan ekosistemnya di Malaysia.