Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Badak sumatera langka asli Indonesia

Badak sumatera langka asli Indonesia

Pada: 27 November 2023 09:53

25 Kilogram, Tubuh Berbulu dan Ancaman Kepunahan: Badak Sumatera Telah Lahir di Indonesia. Menurut organisasi lingkungan hidup, hanya tersisa 80 ekor badak terkecil.

Aktivis hak-hak binatang bergembira atas kelahiran badak sumatera langka di taman nasional Indonesia. Badak mini lahir pada hari Sabtu pada hari ke 460 kehamilan ibunya – sepuluh hari lebih awal dari perkiraan. Ia belum mempunyai nama. Menurut Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Siti Nurbaya Bakar, beratnya 25 kilogram.

Kementerian Lingkungan Hidup setempat mengatakan anak badak kedua yang lahir tahun ini adalah seekor badak jantan di Taman Nasional Way Kompas di timur pulau Sumatera. Orang tuanya adalah Delilah yang berusia tujuh tahun, lahir di taman, dan Harapan, seekor banteng yang lahir pada tahun 2007 di Kebun Binatang Cincinnati di AS. Pada tahun 2015 Way Compass menemukan rumah baru. Menurut kementerian, badak sumatera tidak hidup di luar Indonesia. Kelahiran hewan langka yang berhasil ini jarang terjadi.

Badak Sumatera jantan yang belum diberi nama ini lahir dengan berat 25 kilogram dan merupakan salah satu spesies badak terkecil.

Hanya sekitar 80 spesimen hidup yang tersisa di seluruh dunia

Badak sumatera merupakan yang terkecil dari lima spesies badak di seluruh dunia. Berbeda dengan makhluk hidup lainnya, hewan memiliki tubuh yang berbulu. Mereka memiliki dua tanduk dan memiliki repertoar vokalisasi yang luas seperti jeritan, dengusan, dan dengusan. Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) pernah hidup di sebagian besar Asia Tenggara dan India bagian timur.

Perburuan liar dan perusakan habitat telah mengurangi populasinya menjadi sekitar 80 individu saat ini. Badak Sumatera diklasifikasikan sebagai Terancam Punah (Endangered) oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). “Badak ini sangat langka sehingga hanya sedikit yang pernah melihatnya di alam liar,” tulis Aliansi Badak Sumatera di situsnya. Koalisi tersebut terdiri dari pemerintah Indonesia, WWF, Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) dan International Rhino Foundation.