Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Indonesia: Keturunan Badak Sumatera Langka – Berita – WDR – Berita

Indonesia: Keturunan Badak Sumatera Langka – Berita – WDR – Berita

Aktivis hak-hak binatang di seluruh dunia bergembira atas kelahiran badak sumatera langka di taman nasional Indonesia. Badak mini ini lahir pada hari Sabtu pada hari ke 460 kehamilan induknya dengan berat 25 kg. Ia belum mempunyai nama.

Kelahiran kedua sudah tahun ini

Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia mengatakan bayi badak tersebut merupakan kelahiran kedua tahun ini di Taman Nasional Way Kampas, sebelah timur Pulau Sumatera. Orang tuanya adalah Delilah yang berusia tujuh tahun, lahir di taman, dan Harappan, seekor banteng yang lahir pada tahun 2007 di kebun binatang. Cincinnati Di dalam Amerika datang ke dunia. Pada tahun 2015 Way Compass menemukan rumah baru.

Spesies badak langka yang lahir di Indonesia
Studio WDR NRW
27 November 2023
00:25 Setidaknya
Tersedia hingga 4 Desember 2023
WDR Daring

Menurut kementerian, badak sumatera tidak hidup di luar Indonesia. Kelahiran hewan langka yang berhasil ini jarang terjadi.

Anak Badak Berbulu | Sumber gambar: dpa

Badak sumatera merupakan yang terkecil dari lima spesies badak di seluruh dunia. Berbeda dengan makhluk hidup lainnya, hewan memiliki tubuh yang berbulu. Mereka memiliki dua tanduk dan memiliki repertoar vokalisasi yang luas seperti jeritan, dengusan, dan dengusan. Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) pernah hidup di sebagian besar Asia Tenggara dan India bagian timur.

Habitat satwa liar menyusut

Perburuan liar dan perusakan habitat telah mengurangi populasinya menjadi sekitar 80 individu saat ini. Badak Sumatera diklasifikasikan sebagai Terancam Punah (Endangered) oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). “Badak ini sangat langka sehingga hanya sedikit orang yang pernah melihatnya di alam liartulis Aliansi Badak Sumatera di situsnya.

Sumber:

  • tagesschau.de
  • Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam
READ  Badai Belanda | "Pelarian Maut" di Indonesia