Sinovac dengan kekuatan yang lebih lemah
China antara lain menggunakan vaksin Corona dari produsen lokal Sinovac untuk mengimunisasi penduduk. Menurut laporan pers, ini terbukti kurang efektif daripada vaksin Biontech dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Hong Kong. South China Morning Post melaporkan pada hari Sabtu, mengutip sebuah penelitian oleh Universitas Hong Kong (HKU) bahwa orang yang divaksinasi terhadap Covid-19 dengan Biontech memiliki tingkat antibodi “jauh lebih tinggi” daripada mereka yang divaksinasi. Dalam kasus vaksin Sinovac, vaksinasi booster ketiga mungkin diperlukan dalam beberapa kasus.
Infeksi pada orang yang divaksinasi, gejalanya jarang terjadi
Baru-baru ini, keraguan telah muncul tentang efektivitas vaksin Sinovac melawan mutan infeksi virus, seperti varian delta, yang pertama kali ditemukan di India. Di Indonesia, pihak berwenang baru-baru ini mengatakan lebih dari 350 petugas kesehatan telah tertular virus corona meskipun telah divaksinasi dengan Sinovac. Sebagian besar yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun, tetapi puluhan harus pergi ke klinik untuk perawatan. Awal Juni lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan Sinovac sebagai vaksin kedua buatan China yang mendapat persetujuan darurat. Artinya, uang tersebut dapat digunakan oleh program vaksinasi Covax internasional, yang memasok vaksin Coran ke negara-negara miskin. Ini diproduksi dengan cara konvensional, sedangkan vaksin dari Mainz Biontech dan mitranya di AS Pfizer didasarkan pada teknologi mRNA baru.
Pihak berwenang juga melaporkan total 23 kasus baru corona pada Sabtu, setelah 30 kasus pada hari sebelumnya. Dalam semua kasus, cedera berasal dari luar negeri. Sejauh ini, Republik Rakyat telah resmi mengkonfirmasi total 91.587 kasus virus corona. Jumlah kematian terkait virus telah ditetapkan pada 4.636.
oppa / fm
More Stories
Wanita kaya merangsang pariwisata kesehatan
Hari pertama Piala Dunia di Singapura dibatalkan karena buruknya udara
Asap mematikan menyelimuti Indonesia – DW – 28 Oktober 2015