Berita Utama

Berita tentang Indonesia

DEG Promosikan Inovatif Budidaya Buah dan Sayuran di Indonesia ‹ Website Buah

16 Januari 2024

Meski tanahnya subur, Indonesia kaya akan buah-buahan dan sayur-sayuran Tergantung pada impor. Pertanian masih sangat terbelakang dan rentan terhadap cuaca, hama dan penyakit. Metode budidaya yang inovatif dapat memberikan keringanan: Perusahaan Sweet Greens di Indonesia menggunakan rumah kaca canggih dengan teknologi hidroponik untuk menanam buah-buahan dan sayuran berkualitas tinggi dan menghasilkan hasil tinggi.


Sumber gambar: Shutterstock.com

Teknik budidaya ini tidak memerlukan tanah karena tanaman mendapat nutrisi yang terlarut dalam air. Untuk membangun rumah kaca tambahan, DEG – Deutsche Investitions- und Entwicklunggesellschaft mbH menyediakan USD 750.000 kepada perusahaan melalui program peningkatan model bisnis inovatif.

Sweet Greens telah menanam melon di rumah kaca percontohannya sejak tahun 2022. Rumah kaca tambahan direncanakan untuk penanaman cabai, yang merupakan bumbu dasar penting dalam masakan Indonesia. Perusahaan juga sedang meneliti metode budidaya alternatif untuk tomat ceri, bayam dan blueberry.

Sinar matahari merupakan sumber energi utama
Sweet Greens menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi utamanya dan mengontrol rumah kaca secara digital melalui sensor dan proses otomatis. Di rumah kaca, tanaman terlindung dari kondisi iklim yang merugikan dan rentan terhadap jamur dan lumut. Untuk lebih meningkatkan efisiensi sumber daya, Sweet Greens berfokus pada produk tanpa limbah.

Tujuan: Mengurangi impor, meningkatkan status gizi
“Melalui Sweet Greens, kami mendukung perusahaan lokal muda yang menggunakan sistem pertanian dalam ruangan yang inovatif untuk menghasilkan jumlah tanaman yang sama dengan lebih sedikit energi, masukan, air, lahan, dan limbah dibandingkan pengelolaan lahan tradisional. “Dengan cara ini, kami berkontribusi terhadap sumber daya efisiensi dan peningkatan ketahanan pangan. Kami menginginkannya,” kata Dr. Tobias Bitlingmaier, yang bertanggung jawab atas proyek tingkat tinggi di DEG.

READ  Scholz mendorong perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia

Sweet Greens didirikan oleh tiga pengusaha Indonesia dengan tujuan untuk menetapkan standar baru kualitas melon mereka. Perusahaan memasarkan dan mendistribusikan produknya melalui situs web, media sosial, dan toko kelontong besar. Sweet Greens berencana berkolaborasi dengan berbagai aplikasi layanan pengiriman.

Dengan bantuan program berskala tinggi, DEG mendorong investasi perintis oleh perusahaan-perusahaan muda di negara-negara berkembang. Teknologi ramah lingkungan seperti Sweet Greens sama pentingnya dengan perusahaan fintech.

Sumber: DEG

Tanggal Rilis: 16 Januari 2024