Perusahaan tembaga Freeport Indonesia telah memperingatkan pemerintah Indonesia bahwa larangan ekspor konsentrat tembaga pada bulan Juni akan merugikan pendapatan Jakarta sebesar $2 miliar, kata seorang pejabat perusahaan pada hari Kamis.
Larangan ekspor Indonesia mulai berlaku pada bulan Juni, memaksa perusahaan pertambangan untuk berinvestasi pada fasilitas peleburan dalam negeri untuk meningkatkan nilai produk mereka dan meningkatkan pendapatan ekspor.
Meskipun pemerintah Indonesia adalah pemegang saham mayoritas, Freeport Indonesia, yang dikendalikan oleh raksasa pertambangan Freeport McMoran, telah meminta agar embargo tersebut dilonggarkan karena pabrik peleburan Gracik baru akan beroperasi dengan kapasitas penuh pada bulan Juni.
“Jika kita tidak bisa mengekspor, pendapatan pemerintah akan turun sekitar $2 miliar berdasarkan harga saat ini,” kata CEO perusahaan Tony Venas seperti dikutip media, yang dikonfirmasi oleh juru bicara perusahaan.
Komentar tersebut disampaikan setelah pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, yang dihadiri oleh Ketua Freeport McMoran Richard Atkerson dan CEO baru Kathleen L. Keunikan ada di sana.
Venas kembali menegaskan, pembangunan smelter Gresik diharapkan selesai pada Mei dan mencapai kapasitas penuh pada 2024 pada bulan depan.
Juru bicara Kementerian Pertambangan menolak berkomentar. Kantor kepresidenan tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.
Venas sebelumnya mengatakan Freeport Indonesia harus memangkas produksi bijih sebesar 40% tahun ini jika pemerintah tidak menunda moratorium.
Pada hari Rabu, penambang tembaga Indonesia Amman Mineral International mengatakan pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan pemerintah untuk melonggarkan larangan tersebut karena pabrik peleburannya tidak akan selesai pada bulan Mei, dengan alasan bahwa pemerintah menerima pendapatan pajak dari Amman dan Freeport.
Venas mengatakan Freeport juga membahas perpanjangan izin pertambangan dalam pertemuan tersebut.
Widodo dan Atkerson bertemu pada November tahun lalu untuk membahas peningkatan 10% saham Indonesia di Freeport Indonesia dan perpanjangan izin pertambangan selama 20 tahun setelah tanggal habis masa berlakunya pada tahun 2041. (Laporan oleh Bernadette Cristina Mundev; Laporan tambahan oleh Stefano Suleiman dan Francesca Nango; Ditulis oleh Gayatri Suroyo; Disunting oleh Clarence Fernandez)
“Ahli web. Pemikir Wannabe. Pembaca. Penginjil perjalanan lepas. Penggemar budaya pop. Sarjana musik bersertifikat.”
More Stories
Kemiskinan telah diberantas melalui pariwisata
Beberapa minggu sebelum pembukaan: Indonesia berganti kepala ibu kota baru
Pemerintah di bawah tekanan: Protes massal di Indonesia menentang perubahan undang-undang pemilu