Pihak berwenang mengatakan hanya tiga dari 45 paus pilot pendek yang melarikan diri pada Jumat di perairan dangkal di lepas pantai timur laut pulau Mathura, Indonesia.
Ketiga paus tersebut didorong ke laut oleh relawan dan otoritas lokal di lepas pantai Modung di provinsi Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur Kofifa Inder Paravansa mengatakan pihak berwenang sedang menyelidiki penyebab kematian, sementara mayat akan dikuburkan di sekitar pantai.
Paravansa mengatakan para sukarelawan yang membantu mereka sampai ke laut mengatakan beberapa paus telah kembali ke pantai karena ibu mereka masih terdampar di pantai.
Menurut data Whale Stranding Indonesia, tahun lalu ada 59 kejadian persik di tanah air, yang sebagian besar di antaranya Dukong dan lumba-lumba spinner.
Sementara itu, pejabat Israel mengatakan seekor paus mati terdampar di pantai selatan Tel Aviv.
David Halfone dari Nature and Parks Authority mengatakan pada hari Kamis bahwa hewan itu adalah anak paus dayung seukuran orang dewasa, panjangnya mencapai 20 meter (sekitar 66 kaki).
Tidak jelas apa yang menyebabkan kematian dia dan pejabat lainnya, tetapi air di dekatnya tercemar, termasuk tar.
Itu adalah peristiwa yang sangat menyedihkan, dikatakan tentang kematian paus pembunuh dan munculnya Cagar Alam Nitsanim.
Aviat Skyne dari Morris Khan Marine Research Station mengatakan sebuah tim akan mengambil sampel dari hewan-hewan itu dan mencoba untuk menentukan penyebab kematian.
Shaul Goldstein, kepala eksekutif Otoritas Taman dan Alam Israel, mengatakan insiden polusi ter memengaruhi sebagian air di Mediterania timur.
Dia menyerukan penyelidikan dan penuntutan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas polusi tersebut. Paus serupa mati di daerah itu pada 2016.
More Stories
The Essential Guide to Limit Switches: How They Work and Why They Matter
Kemiskinan telah diberantas melalui pariwisata
Beberapa minggu sebelum pembukaan: Indonesia berganti kepala ibu kota baru