Pemerintah Indonesia mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya memiliki bukti kuat adanya pelanggaran keselamatan yang menewaskan 21 pekerja di pabrik peleburan nikel di pulau Sulawesi.
Kebakaran terjadi pada tanggal 24 Desember di tungku yang dioperasikan oleh Perusahaan Baja Tahan Karat Singshan Indonesia yang berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), pusat nikel terbesar di Indonesia.
Menteri Tenaga Kerja Aida Faucia mengatakan dalam pernyataannya pada hari Selasa bahwa terdapat bukti kuat adanya prosedur operasi standar dan kelalaian dalam menerapkan persyaratan keselamatan yang diduga menyebabkan kebakaran.
Dia tidak merinci lebih lanjut mengenai dugaan pelanggaran tersebut.
Dalam keterangan yang sama, Kapolda Sulawesi Tengah Agus Nugroho mengatakan polisi sedang menyelidiki penyebab kebakaran tersebut.
Indonesia, produsen nikel terbesar di dunia, telah melarang ekspor bijih nikel yang belum diolah untuk meningkatkan peleburan dan pengolahan dalam negeri, namun sektor ini telah mengalami beberapa insiden mematikan dalam beberapa tahun terakhir.
Menteri Pertambangan Luhud Panjaitan meminta aparat penegak hukum bertindak tegas untuk menghindari kejadian serupa.
“Kita perlu menunjukkan bahwa kita memerlukan investasi, tapi mereka harus patuh pada peraturan yang ada di negara kita. Aturan tidak bisa diabaikan,” kata Luhut.
Juru Bicara IMIP Teddy Kurniawan mengatakan perusahaan-perusahaan yang berada di kawasan industri mematuhi peraturan pemerintah.
“Ahli web. Pemikir Wannabe. Pembaca. Penginjil perjalanan lepas. Penggemar budaya pop. Sarjana musik bersertifikat.”
More Stories
The Essential Guide to Limit Switches: How They Work and Why They Matter
Kemiskinan telah diberantas melalui pariwisata
Beberapa minggu sebelum pembukaan: Indonesia berganti kepala ibu kota baru