Indonesia telah mengurangi defisit anggarannya secara signifikan menjadi Rp347,6 triliun ($22,47 miliar) pada tahun 2023, setara dengan 1,65% produk domestik bruto (PDB), menteri keuangan Indonesia mengumumkan pada hari Selasa.
Sri Mulyani Indravati mengatakan, defisit unaudited tersebut jauh lebih kecil dibandingkan defisit anggaran awal pemerintah sebesar Rp 598,2 triliun pada 2023.
Defisit anggaran Indonesia diperkirakan mencapai 2,35% PDB pada tahun 2022.
Tahun lalu juga merupakan tahun pertama sejak 2012 pemerintah mencatat surplus primer, kata Sri Muliani, merujuk pada neraca fiskal tidak termasuk pembayaran bunga bersih utang pemerintah.
Pada tahun 2023, pemerintah membelanjakan Rp3.121,9 triliun ($201,84 miliar), naik 0,8% dibandingkan tahun lalu, dan pendapatan meningkat 5,3% menjadi Rp2.774,3 triliun.
Setelah belanja negara yang tinggi selama pandemi COVID-19, Indonesia berupaya mengurangi defisit anggarannya untuk mengatasi meningkatnya biaya utang global dan mengelola utang yang ada dengan lebih baik.
Defisit kecil pada tahun 2023 diperkirakan terjadi karena ekspor menurun seiring dengan melambatnya aktivitas ekonomi di Indonesia, turunnya harga komoditas, dan melemahnya perdagangan global.
Pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan akan melambat menjadi 5% pada tahun 2023 dari 5,3% tahun lalu, kata Sri Muliani, yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 5,2% pada tahun 2024.
Pada kuartal ketiga, negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini tumbuh 4,94% secara tahunan, yang merupakan pertumbuhan terlemah dalam dua tahun terakhir.
($1 = 15.467.0000 rupee)
“Ahli web. Pemikir Wannabe. Pembaca. Penginjil perjalanan lepas. Penggemar budaya pop. Sarjana musik bersertifikat.”
More Stories
The Essential Guide to Limit Switches: How They Work and Why They Matter
Kemiskinan telah diberantas melalui pariwisata
Beberapa minggu sebelum pembukaan: Indonesia berganti kepala ibu kota baru