Berita Utama

Berita tentang Indonesia

Industri Film Indonesia Bisa Sedot 60 Jutta Binonton

Industri Film Indonesia Bisa Sedot 60 Jutta Binonton

Jakarta: Pengamat Hikmet Darmawan Film Industri film Indonesia Pakal Menidot Hinja genap berusia 60 tahun pada tahun 2024, sehingga mampu meraih hasil positif di tahun 2023.

Film pembuatan Hikmat adalah Tanah Air Berlahan Sudah Mulay Bulleh Stella Dihantam Pandemi Covid-19 Salama Dua Tahun. Meski belum pulih sepenuhnya, tren Industrial Film Indonesia sudah cukup bagus terutama dari perolehan penonton sebanyak segi. Film ini diciptakan oleh Salah Satunya dari film Indonesia Panyaknya yang menarik perhatian semua orang dengan Sato Juta Penunton Tahun Lalu miliknya.

“Dari segi perolehan penonton sudah pulih, tetapi dari segi pendapatan belum terlalu membayar kerugian dua tahun kemarin,” Kata Hikmet, Delancer AntaraSebto, 10 Februari 2024.

Badan Perfilman Indonesia (BPI), film 51,2 industri film Indonesia, dirilis pada tahun 2019, dirilis dalam 19 bulan pada tahun 2020, di tengah wabah virus corona.
Batch breaker dibuat pada tahun 2021 dengan 4,5 breaker, dan batch breaker baru pada tahun 2022 dengan 24 breaker.

Berhasil Kabayi 55 baris

Kementerian Parwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memproduksi film industri nasional yang meraih hasil positif pada tahun 2023, 55 orang memproduksi biosfer Tanah Air.

Tak hanya itu, 20 film Indonesia yang mendapatkan lebih banyak dibuat dari tempat yang sama binonton bada tahun lalu, seperti Siu Dino (4891609), Di Ampang Kematian (3302047), KKN di Desa Penari: Loeh Dao, Loeh Medini (2923650), Pingabdi Setan 2 : Kompeni (2.685.837), Njeri-Njeri Sidap (2.668.434).

Hikmat telah menciptakan film industri Indonesia dengan kemampuan menyutradarai film selama lebih dari 60 tahun, dan terus melakukan penelitian menggunakan biomikroskop mutakhir.

Setiap hari kerja, 60 persen subjek menjalani bioendoskopi dilatasi. Kondisi bertujuan untuk mengumpulkan serangkaian perspektif dinamis tentang pengalaman dan film terbaik yang akan membantu meningkatkan kualitas film.

READ  Pernikahan kedua Sarah dan Julianne Engels: Pasangan itu mengiyakan lagi di Bali

“Karena Jumlah Layar Sidikit, Jumlah Film yang diproduksi tidak dapat tempat karena terlalu banyak (film), maka daya tampung (bioskop) tidak cukup,” kata Hikmat yang juga pernah menjadi Wakil Ketua 1 Dewan Kesenian Jakarta periode 2021-2023 itu.

Rep Bidang Kebijakan Strategies Kemenbarkraf, Desi Rohati, di Jakarta, Senin, 5 Februari 2024 menyutradarai film industrial Indonesia dari subsektor inovasi ekonomi yang positif pulih dari pandemi Covid-19, lalu menjadi penasihat Salah Sato untuk memulai di sektor Baji di Tanah. udara .

Cek Berita dan Artikel yang lain di berita Google

(pendapat)