Jakarta. Ratusan pengungsi Afghanistan dan pencari suaka memprotes di luar badan pengungsi PBB di Jakarta untuk pemukiman kembali lebih cepat. “Keluarga kami dalam bahaya” dan “Pindahkan para pengungsi, selamatkan nyawa,” bunyi spanduk protes besar pada hari Senin. Anak-anak pencari suaka juga ikut serta dalam pawai tersebut.
Bibi Rahima Farhangdust, 31, mengatakan dia berhenti dari pekerjaannya sebagai guru di provinsi Ghazni, Afghanistan, setelah Taliban menyuruhnya untuk tidak bekerja di luar rumahnya.
Tidak ada pekerjaan sejak 2016
Saya tiba di Indonesia pada tahun 2014 dan mendapat kartu pengungsi dari Badan Pengungsi pada tahun 2016. Sejak itu tidak ada yang dilakukan tentang pemukiman kembali mereka. “Saya hanya akan tinggal di rumah karena saya tidak bisa bekerja di sini,” kata Farhangdust. “Saya merasa frustasi.”
Indonesia tidak mengizinkan pencari suaka untuk bekerja di sana. Mereka juga tidak diperbolehkan menggunakan sekolah umum dan rumah sakit. Banyak pencari suaka datang ke Indonesia untuk mencapai Australia dari sana dengan perahu. Pemerintah Australia telah mengirimkan kapal-kapal bermuatan pengungsi ke perairan Indonesia sejak 2013.
“Penulis. Komunikator. Pecandu makanan pemenang penghargaan. Ninja Internet. Fanatik daging yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Pembukaan toko di Interlaken: perlengkapan olahraga baru “Eiger” berasal dari Indonesia
Banyak korban tewas dalam bencana stadion di Indonesia
Thomas Doll berbicara tentang pekerjaan kepelatihannya di Indonesia, masalah sepeda motor, dan kemungkinan kembali ke Bundesliga