Peneliti keanekaragaman hayati telah lama terpesona oleh fenomena ini – tetapi apa yang mendasarinya belum dijelaskan secara rinci. Diakui secara ilmiah bahwa pergeseran lempeng tektonik jutaan tahun yang lalu berperan dalam hal ini – tetapi ini saja tidak menjelaskan pola distribusi yang menakjubkan dan mengapa banyak kelompok hewan yang berasal dari Asia hidup di Australia – termasuk banyak ular berbisa dan setan berduri (Moloch Horridus), tikus melompat (notomis) atau rubah terbang – tetapi hampir tidak ada spesies Australia yang ditemukan di Indonesia.
Peneliti dari Australian National University (ANU) dan ETH Zurich telah menciptakan model baru yang menjelaskan distribusi asimetris vertebrata di sepanjang garis Wallace.
untukmu StadiItu ada di majalah Ilmu Tim peneliti telah menyusun kumpulan data yang mencakup sekitar 20.000 spesies burung, mamalia, reptil, dan amfibi yang berasal dari daerah yang dikenal sebagai Wallacea. Analisis selanjutnya memungkinkan untuk melacak pertukaran spesies antara Indonesia dan Australia, dan menegaskan bahwa spesies Asia lebih berhasil membangun diri di daerah baru daripada spesies Australia.
Menurut penelitian, distribusi spesies hewan yang tidak merata di kedua sisi Garis Wallace sebenarnya disebabkan oleh perubahan lempeng tektonik. “Sekitar 35 juta tahun yang lalu, Australia lebih jauh ke selatan dan terhubung ke Antartika,” kata Alexander Scales, ahli biologi dan penulis pertama studi tersebut. Akhirnya, Lempeng Australia memisahkan diri dari Antartika, melayang ke utara, dan terdorong ke bawah Lempeng Eurasia jutaan tahun kemudian. “Akibat tabrakan ini, terbentuklah pulau vulkanik yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia,” kata Scales.
More Stories
Wanita kaya merangsang pariwisata kesehatan
Hari pertama Piala Dunia di Singapura dibatalkan karena buruknya udara
Asap mematikan menyelimuti Indonesia – DW – 28 Oktober 2015