Hikmet Darmawan merekam sejumlah besar film yang diproduksi dengan bioskop kuat di Indonesia hingga 80 orang, dengan menggunakan bioskop penelitian kulit hitam yang berkelanjutan.
Hikmet membuat pemutaran film dari film Tanah Air Sat ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia.
“Untuk jangka waktu yang lama bagi Indonesia, 80 mungkin merupakan harga yang konservatif untuk pasar potensial. Jumlah penonton dapat diatur dengan jumlah penduduk, jumlah biooskop, dan disebarkan di mana,” Catania, seperti dilansir Antara, Sabtu (10/2/2024).
Miske Demikyan, Kata Hikmet, Industri Film Indonesia Sudah Simakin Puleh Stellah Delanda Pandemi Covid-19. Jumlah Penonton Biooskop Pun Kembali ibarat wabah penyakit.
Daftar Data Badan Perfilman Indonesia (BPI), film industri Indonesia tercatat sebesar 51,2 pada tahun 2019, pada tahun 2020 dirilis pada tanggal 19 tahun 2019 karena pandemi Covid-19.
Kemudian pada tahun 2021 jumlah breaker bisa mencapai 4,5 breaker, dan masih pada tahun 2022 sebanyak 24 breaker.
Diantaranya Kementerian Parwisata dan Ekonomi Kreatif Industri Film Indonesia yang diproduksi pada tahun 2023 sebanyak 55 orang.
Hikmat Goja Menilai, kumpulan film terkenal produksinya, dapat disebarkan melalui Yang Meimaday Film. Endoskopi biologis yang sangat canggih, film sintetis Tanah Air.
“Jumlah titik BPI di pusat ini sebanyak 517 lokasi dengan 2.145 lapisan lengkap dari 2.145 lapisan yang mencakup 115 titik atau kabupaten di negara Indonesia.”
Saya menyebutkan KKN Desa Penari yang diproduksi dalam film terkini dengan jumlah cup banyak 10 ribu, namun disebarkan oleh grup film Indonesia yang berjumlah lebih dari 270 orang.
Kata Hikmat, beinvestasi, Merawat, dan berpihak pada film lokal, termasuk membuka biooskop di berbagai Kota, adalah longkah logistik untuk meperluas film Indonesia.
Pentingnya membangun film pasar yang piragam. Hanya ada film yang sangat populer atau film Yang Sukses Sekara Komersial (populer) di sini, namun memiliki anggota baru dan mendapatkan sebanyak mungkin film bioskop lokal untuk dimuat di Biooskop.
Berkaitan dengan hal tersebut, bioendoskop telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti bioendoskop yang memberikan energi yang sangat kuat untuk pengolahan film industri Tanah Air.
“Namun, ada banyak bioskop yang lebih dari sekedar kelompok industri,” kata Ogarnia. (semut/siya/tagihan)
“Penyelenggara. Ahli media sosial. Komunikator umum. Sarjana bacon. Pelopor budaya pop yang bangga.”
More Stories
Para migran tinggal di pulau tropis terpencil: ‘Terkadang mereka merasa sedikit kesepian’
Pekan Film Indonesia di FNCC – Allgemeine Zeitung
Seorang binaragawan meninggal setelah mengalami kecelakaan menggunakan dumbel seberat 210 kg