Perusahaan Minyak Nasional Indonesia (NOC) berupaya untuk mengurangi kepemilikannya di beberapa aset domestik utama yang diakuisisi oleh International Oil Corporation (IOC) di luar Indonesia.
Pertamina mengatakan saat ini sedang meninjau calon mitra Rogan Black, yang akan mengambil alih dari Chevron pada Agustus. Rogan memproduksi 190.000 barel minyak (BOP) per hari pada 2019, dan Bertamina perlu meningkatkan pemboran pengembangan untuk mencegah penurunan produksi.
“Mitra penting untuk kesuksesan masa depan dalam hal efisiensi dan keuangan,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Tutuka Ariatz bulan lalu.
Pertamina mengontrol 86 volume, termasuk Rogan, dan “sepenuhnya terbuka untuk kemitraan strategis di sektor hulu atau di grup non-hulu untuk Rogan. Bertamina siap bermitra dengan IOC atau NOC, ”kata Basuki Tajaja Purnama, mantan komisaris BPN.
NOC juga terbuka untuk menjajaki peluang di aset hulu lainnya.
Namun, minat investor di sektor hulu Indonesia lesu. Kebangsaan sumber daya yang muncul dalam beberapa tahun terakhir telah menggantikan penghargaan pemerintah Bertamina dengan blok minyak dan gas yang semakin usang, menggantikan IOC yang menjalankan kontrak tradisional. Secara signifikan, ukuran, teknologi, dan keuangan aset ini dan beberapa di antaranya menjadi tantangan bagi NOC.
Tetapi keinginan yang kuat untuk menjadikan Bertamina sebagai juara nasional dengan biaya berapa pun, ditambah dengan lingkungan investasi hulu yang relatif culun, telah membuat investor keluar. Sisi positifnya, bagaimanapun, ada rasa pragmatisme di Jakarta dengan pengakuan bahwa mitra internasional akan dibutuhkan untuk menghidupkan kembali bisnis hulu domestik.
Apalagi, Indonesia sedang melakukan langkah-langkah pencegahan dalam upaya menghindari penurunan tajam produksi hulu. Bertamina tampaknya akan fokus pada pekerjaan pembangunan yang tidak terencana di tahun-tahun mendatang untuk memitigasi penurunan produksi dari Rogan, yang masih menyumbang seperempat produksi minyak mentah Indonesia.
Pada 16 Februari, Bertamina memastikan akan mengebor setidaknya 44 sumur di Blok Rocken untuk mencegah penurunan produksi setelah diambil alih dari Chevron akhir tahun ini. Dalam jangka panjang, pengeboran infill, eksplorasi, intervensi sumur workover, perbaikan banjir air dan proyek banjir uap dan kimia EOR.
Pertamina menargetkan untuk menghasilkan 170.000 hingga 180.000 paus dari Rogan. Pada akhirnya, pihaknya berencana meningkatkan produksi hingga 200.000 pops, meski NOC belum menetapkan tenggat waktu untuk mencapai hal tersebut.
Pemerintah Indonesia memprediksikan pemboran pengembangannya akan tiga kali lipat tahun ini.
More Stories
The Essential Guide to Limit Switches: How They Work and Why They Matter
Kemiskinan telah diberantas melalui pariwisata
Beberapa minggu sebelum pembukaan: Indonesia berganti kepala ibu kota baru