Berlin. Bukan hanya Jerman yang mengalami peningkatan kemarahan atas perdebatan mengenai masa depan sistem layanan kesehatan. Di banyak negara, politisi dihadapkan pada tantangan untuk menyelenggarakan sistem layanan kesehatan yang terjangkau dan tidak mengecualikan siapa pun.
Namun, banyak negara Asia yang harus membangun infrastruktur medis yang efektif terlebih dahulu.
Kerajaan Tengah dianggap sebagai pasar masa depan kawasan ini
“Karena tantangan dan rencana pemerintah ini, kami memperkirakan permintaan akan teknologi dan layanan medis akan semakin tinggi di tahun-tahun mendatang,” kata Alexander Hirschel dari badan perdagangan luar negeri Jerman, Germany Trade and Investment, di Forum Dialog Kesehatan. Bagian dari Pekan Asia Pasifik di Berlin.
Para ahli menganggap Republik Rakyat Tiongkok khususnya sebagai pasar masa depan. Kerajaan Tengah menghadapi tantangan besar dalam menyediakan layanan kesehatan dasar yang komprehensif, efektif, dan terjangkau bagi 1,3 miliar warga Tiongkok.
Oleh karena itu, pada tahun 2009, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk merestrukturisasi sistem layanan kesehatan yang kekurangan dana. Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Tiongkok Profesor Mao Chunan, fokus reformasi adalah untuk membangun asuransi kesehatan bagi seluruh Tiongkok dan mengatur pasokan obat-obatan.
Membangun fasilitas medis di pedesaan
Namun, masih terdapat perbedaan kualitatif yang signifikan dalam pelayanan kesehatan antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan yang sangat kurang terlayani. Oleh karena itu, pemerintah ingin berinvestasi terutama dalam membangun fasilitas kesehatan di daerah pedesaan di masa depan.
Pemerintah Vietnam juga harus menyelesaikan masalah serupa. “Di masa depan, kami ingin memastikan bahwa masyarakat miskin dan anak-anak di bawah enam tahun dilindungi oleh asuransi kesehatan pemerintah,” kata Nguyen Huy Nga dari Kementerian Kesehatan Vietnam. Menurut dia, saat ini baru 60 persen masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan.
Peralatan dan bahan yang sudah ketinggalan zaman
Kualitas pelayanan kesehatan dasar di daerah pedesaan masih rendah, dan fasilitas kesehatan seringkali tidak memadai serta peralatan dan bahan medisnya sudah ketinggalan zaman. Karena kurangnya produsen lokal, terdapat kebutuhan besar akan bahan habis pakai dan pencitraan diagnostik.
Menurut Nguyen, lebih dari separuh biaya obat dihabiskan untuk obat impor.
Di Indonesia juga, banyak hal yang bisa dilakukan di berbagai bidang teknologi kedokteran, jelas Triono Swendoro dari Kementerian Kesehatan RI. Sektor rumah sakit juga perlu dikembangkan. Meningkatnya populasi dan harapan hidup yang lebih panjang, serta bencana alam dan penyakit menular, meningkatkan permintaan akan layanan medis, kata Swendoro.
Klinik swasta di Indonesia adalah mesin modernisasi
Yang terpenting, menurut Swendoro, klinik swasta berinvestasi dalam modernisasi. Kebutuhan teknologi kedokteran di lembaga-lembaga negara bergantung pada alokasi anggaran pemerintah pusat dan daerah. Sejak desentralisasi di Indonesia, pemerintah pusat di Jakarta hanya menanggung sebagian kecil layanan kesehatan.
Tunggakan yang signifikan dalam sistem layanan kesehatan
Menurut Sondoro, anggaran kesehatan sebesar 2,25 persen dari total APBN. Pemerintah daerah harus menanggung beban terbesar.
Mengingat besarnya simpanan permintaan, para ahli memperkirakan pertumbuhan di banyak negara di kawasan Asia-Pasifik, yang sebagian besar berada pada kisaran dua digit. Meski memiliki potensi, menurut Hirschel, masih sulit bagi penyedia teknologi medis Jerman untuk mendapatkan pijakan di pasar Asia-Pasifik.
“Struktur penjualan terkadang sangat rumit dan tidak jelas. Biasanya Anda harus memasuki pasar melalui importir lokal,” katanya, sehingga meredam euforia tersebut. Menurut Herschel, prosedur pendaftaran yang panjang menyulitkan UKM di industri untuk memenuhi persyaratan tanpa mitra.
“Penggemar twitter yang bangga. Introvert. Pecandu alkohol hardcore. Spesialis makanan seumur hidup. Ahli internet.”
More Stories
Wanita kaya merangsang pariwisata kesehatan
Hari pertama Piala Dunia di Singapura dibatalkan karena buruknya udara
Asap mematikan menyelimuti Indonesia – DW – 28 Oktober 2015